Harga Jual Anjlok, Petani Cabai di Majalengka Pilih Bakar Tanaman

Bima Bagaskara - detikNews
Jumat, 27 Agu 2021 17:48 WIB
Petani cabai di Majalengka bakar tanamannya akibat harga jual anjlok (Foto: Bima Bagaskara)
Majalengka -

Petani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mengeluhkan rendahnya harga jual cabai merah keriting. Akibatnya sebagian besar petani memilih untuk menelantarkan lahan hingga membakar tanaman cabai.

Seperti yang dilakukan sejumlah petani di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura. Para petani cabai disini terpaksa tidak memanen tanaman cabai yang sudah mulai memerah hingga membusuk.

Selain itu ada juga yang membakar tanaman dan buah cabai sebagai bentuk kekecewaan terhadap harga cabai yang membuat para petani ini merugi.

"Ini sebagai bentuk kekecewaan saya sebagai petani cabai karena harga cabai sangat anjlok. Kalaupun dipanen tetap merugi jadi pilih dibakar aja lebih baik. Ini cabai merah keriting," kata Dadi salah seorang petani di Desa Argalingga saat ditemui detikcom, Jumat (27/8/2021).

Menurutnya harga cabai merah keriting di kalangan petani saat ini hanya berkisar Rp 6 ribu per kilogram. Kata Dadi jika ingin mendapat keuntungan dari hasil panen, harga cabai seharusnya dijual kisaran Rp 14 ribu.

"Sekarang satu kilogram itu Rp 6 ribu, normalnya ya kalau mau dapat untung itu kisaran Rp 14 ribu. Ini sudah terjadi tiga bulanan, jadi ya begini aja dibakar ada yang didiemin sampai membusuk juga," ungkapnya.

Para petani cabai di Desa Argalingga ini menduga rendahnya harga cabai disebabkan karena PPKM yang terus-menerus diperpanjang sehingga tidak ada masyarakat yang menggelar acara hajatan ditambah banyak rumah makan yang tutup.

"PPKM ini jelas berpengaruh, pertama hajatan dilarang, kedua rumah makan banyak yang tutup. Cabai ini kan larinya kesana, buat acara hajatan sama rumah makan. Jadi otomatis tidak ada yang beli," jelas Tatang Tarsono petani cabai lainnya.

Selain cabai merah keriting, harga jual cabai lainnya seperti cabai merah besar dan cabai rawit merah juga ikut anjlok. Kata Tatang anjloknya harga cabai ini merupakan yang kedua kalinya semenjak masa pandemi COVID-19.

"Tapi tahun ini agak mending, tahun kemarin lebih parah harganya dari sekarang. Selama pandemi ini lahan yang ditanami cabai disini juga berkurang dari 100 hektare menjadi hanya 50 hektare sekarang," tuturnya.

Dengan anjloknya harga cabai ini para petani mengaku kebingungan untuk menutupi kerugian. Namun ada juga beberapa petani yang kemudian memilih untuk beralih menanam tanaman lain.

"Bingung gimana lagi ini karena modal sudah habis. Petani banyak yang ga dipanen karena kalau dipanen kan pakai ongkos lagi buat bayar orang, jadi ya ada yang didiemin, ada yang dibakar juga untuk ditanami tanaman lain, jadi ada yang beralih juga," tutup Tatang.

Lihat juga video 'KuTips: Tips Menyimpan Cabai Agar Tak Cepat Busuk':






(mud/mud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork