Pasca terjadinya kebakaran di TPA Heuleut, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Kamis (26/8/2021) dini hari tadi, kabut asap mulai mencemari pemukiman warga yang berada di sekitar lokasi TPA.
Dilihat detikcom sekitar pukul 10.00 WIB, lokasi TPA di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten sudah kembali normal setelah tadi malam petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang membakar tumpukan sampah.
Kebakaran di TPA Heuleut sendiri baru bisa ditangani pada pukul 05.00 WIB setelah delapan unit mobil pemadam dikerahkan. Sayangnya meski api sudah padam, namun kabut asap masih tampak jelas terlihat di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cucung Wahyudin, kordinator TPA Heuleut mengungkapkan munculnya kabut asap disebabkan karena masih adanya bara api yang menyala di bawah tumpukan sampah.
"Kalau asap ini kemungkinan lama hilangnya karena di bawah tumpukan itu masih ada bara api yang menyala ditambah ada gas metana di sana jadi pasti akan ada kabut asap," ungkap Cucung saat diwawancarai di lokasi.
Baca juga: Kebakaran Terjadi di TPA Heuleut Majalengka |
Menurutnya kabut asap yang keluar dari tumpukan sampah saat ini kemungkinan besar sudah mencemari pemukiman penduduk di sekitar lokasi.
"Waktu kebakaran asapnya itu pekat sekali, beracun kan. Untuk sekarang tinggal sisa-sisa, asap ini sudah sampai ke pemukiman, sekitar 5 kilometer lebih jaraknya karena terbawa angin," katanya.
Dia menyebut kebakaran di TPA Heuleut Majalengka hampir setiap tahun terjadi. Hal itu disebabkan karena adanya kandungan gas metana di dalam tumpukan sampah.
"Hampir tiap tahun, kalau kemarau kaya gini ya pasti ada aja kebakaran. Tapi tadi malam termasuk besar kebakarannya, biasanya masih bisa ditangani sendiri," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya kebakaran TPA Heuleut pertama kali dilaporkan pada Rabu (25/8/2021) malam pukul 20.30 WIB. Kobaran api dengan mudah membakar tumpukan sampah yang mulai mengering akibat kemarau.
Kandungan gas metana di tumpukan sampah diduga kuat menjadi penyebab munculnya api yang kemudian membakar sebagian area TPA seluas 2,5 hektare tersebut.
"Sekarang kan lagi musim kemarau angin besar, terus tumpukan sampah di bawahnya itu ada gas metana dan terjadi gesekan sehingga menimbulkan api. Karena angin kencang jadi makin membesar apinya," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Nadisha Hanna.
(mso/mso)