Soal Swab Antigen Mahal, Dirut RS Aulia Pandeglang: Kini Cuma Rp 100 Ribu

Soal Swab Antigen Mahal, Dirut RS Aulia Pandeglang: Kini Cuma Rp 100 Ribu

Rifat Alhamidi - detikNews
Senin, 23 Agu 2021 09:00 WIB
Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan testing dan tracing di permukiman padat penduduk guna memutus mata rantai penyebaran Corona.
Ilustrasi swab antigen/Foto: Agung Pambudhy
Pandeglang -

Manajemen RS Aulia Pandeglang akhirnya buka suara terkait tarif tes swab antigen Rp 200 ribu yang dikeluhkan keluarga pasien. Manajemen menyatakan tarifnya sudah diturunkan setengahnya.

"Buat yang menunggu (pasien) itu tidak sampai Rp 200 ribu, cuma Rp 100 ribu kemarin harganya. Itu kita pakai harga dasarnya, kebijakannya sudah kami buat," kata Direktur RS Aulia Pandeglang dr Furqon Haitami kepada detikcom saat dihubungi di Pandeglang, Banten, Senin (23/8/2021).

Furqon menjelaskan, tarif swab antigen sebesar Rp 200 ribu merupakan kebijakan lama yang telah diubah. Penyesuaian tarif itu pun dilakukan jajaran manajemen RS Aulia Pandeglang lantaran banyak dikeluhkan oleh keluarga yang mendamping pasien di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah diubah aturannya. Kalau yang dulu memang Rp 200 ribu, tapi banyak dikeluhkan. Ya udah kita turunkan," ungkapnya.

Ia pun mengaku penyesuaian tarif untuk tes swab antigen ini sempat dikeluhkan jajaran manajemen RS Aulia Pandeglang. Pasalnya, mereka membeli sendiri alat tes tersebut dengan harga per satuannya Rp 80 ribu.

ADVERTISEMENT

"Pas kita rundingkan (penyesuaian tarif swab antigen), itu banyak yang ngeluh. Soalnya kan kita beli jadinya rugi juga, alatnya pun kita beli sendiri. Ya udah kata saya untuk swab aja enggak masalah," tuturnya.

Ketika polemik ini mencuat, Furqon mengaku pihaknya sampai mendapat teguran dari Dinkes Pandeglang. Akhirnya, Dinkes pun memberikan bantuan alat tes supaya tak lagi dikeluhkan oleh warga.

"Kemarin kita juga dapat teguran dari kepala dinas, ya sudah saya terangkan apa adanya. Akhirnya dibantu alatnya sama dinkes, tapi itu cepet habis. Kalau itu habis kan mau gimana lagi, kita juga susah. Paling kita kenakan tarifnya dengan biaya harga dasar beli alatnya itu," ujarnya.

Terlepas dari polemik ini, Furqon menyatakan bahwa kebijakan tes swab antigen untuk pendamping pasien dilakukan demi bisa memutus mata rantai virus Corona. Pihak rumah sakit pun tak mau ambil risiko lantaran sudah banyak tenaga kesehatan yang ikut terpapar COVID-19.

"Ini untuk mencegah penularan, kita kan enggak tahu pasien sama pendampingnya itu apakah mengidap atau tidak COVID-19. Jadi kebijakannya yang menunggu di situ juga harus diswab," ucapnya.

"Intinya, kita enggak mau ambil risiko. Kemarin nakes kita ada yang kena sampai 10 orang dalam seminggu. Makanya kemarin-kemarin kita juga kekurangan tenaga. Kita sudah berulang kali ngasih tahu ke keluarga pasien, kalau bisa enggak usah nengok dulu lah. Risikonya terlalu berat lah, kita enggak bisa menduga," kata dia.

Mengenai kasus ini, Anggota Komisi IV DPRD Pandeglang yang membidangi kesehatan Tb. Khatibul Umam mengatakan akan memanggil Dinas Kesehatan supaya mengevaluasi jajaran manajamen RS Aulia.

"Harus dievaluasi. Idealnya kan tes swab itu bisa dikenakan dengan tarif yang terjangkau oleh masyarakat, apalagi sekarang kondisi masyarakat kita lagi sulit saat pandemi ini," katanya.

Meski demikian, pria yang akrab disapa Agus Umam ini memaklumi adanya kebijakan rumah sakit melakukan swab antigen kepada pendamping pasien untuk bisa memutus penyebaran Corona di Pandeglang. Hanya saja, kata dia, perlu ada penyesuaian tarif apalagi untuk masyarakat yang kurang mampu.

"Sebetulnya memang dilema, di satu sisi langkah RS Aulia ini sudah tepat untuk memutus penyebaran virus, tapi jangan juga tarifnya kemahalan, kalau bisa mah digratiskan saja. Cuma kalau seperti itu (tes gratis), sepertinya tidak mungkin karena akan menjadi beban untuk keuangan daerah juga," ungkapnya.

Agus Umam pun memastikan akan memanggil Dinas Kesehatan dan pihak RS Aulia Pandeglang untuk meminta klarifikasi terkait masalah tarif swab antigen tersebut. Setelah pertemuan ini, pihaknya menginginkan ada pemerataan harga tes COVID-19 bagi warga Pandeglang.

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Pandeglang, Banten berinisial GN mengeluhkan mahalnya biaya swab antigen. Pasalnya, dia harus merogoh kocek Rp 200 ribu untuk sekali tes yang digunakan demi bisa mendampingi istrinya saat menjalani persalinan di salah satu rumah sakit di wilayah tersebut.

Kepada detikcom, GN bercerita peristiwa ini terjadi pada Jumat (20/8/2021) kemarin. Saat itu, GN harus segera membawa istrinya ke rumah sakit karena sudah mengalami kontraksi. GN yang kehidupan ekonominya tergolong masyarakat tidak mampu, akhirnya dibantu melalui program jaminan persalinan (Jampersal).

Setelah mendapatkan Jampersal, istri GN diarahkan oleh pihak puskesmas supaya dirujuk ke RS Aulia Pandeglang. Namun setibanya di sana, dia kaget karena harus mengeluarkan biaya swab antigen untuk dirinya saat mau mendampingi istrinya menjalani proses persalinan.

Hal yang sama juga dirasakan warga lainnya berinisial HR. Dia bahkan mengaku harus merogoh kocek hingga Rp 1,2 juta untuk biaya swab antigen lima anggota keluarganya ketika mendampingi sang istri melahirkan di RS Aulia Pandeglang.

Simak juga video 'Harga PCR Rp 492-Rp 525 Ribu Berlaku Besok, Jika Dilanggar?':

[Gambas:Video 20detik]



(ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads