Warga Pandeglang Keluhkan Biaya Swab Antigen Pendamping Bersalin

Warga Pandeglang Keluhkan Biaya Swab Antigen Pendamping Bersalin

Rifat Alhamidi - detikNews
Minggu, 22 Agu 2021 13:33 WIB
Doctor examining belly of expectant mother in hospital room. Thailand.
Ilustrasi (Foto: iStock)
Pandeglang - Seorang warga Pandeglang, Banten berinisial GN mengeluhkan mahalnya biaya swab antigen. Pasalnya, dia harus merogoh kocek Rp 200 ribu untuk sekali tes yang digunakan demi bisa mendampingi istrinya saat menjalani persalinan di salah satu rumah sakit di wilayah tersebut.

Kepada detikcom, GN bercerita peristiwa ini terjadi pada Jumat (20/8/2021) kemarin. Saat itu, GN harus segera membawa istrinya ke rumah sakit karena sudah mengalami kontraksi. GN yang kehidupan ekonominya tergolong masyarakat tidak mampu, akhirnya dibantu melalui program jaminan persalinan (Jampersal).

Setelah mendapatkan Jampersal, istri GN diarahkan oleh pihak puskesmas supaya dirujuk ke RS Aulia Pandeglang. Namun setibanya di sana, dia kaget karena harus mengeluarkan biaya swab antigen untuk dirinya saat mau mendampingi istrinya menjalani proses persalinan.

"Kirain saya sudah dicover semuanya sama Jampersal. Ternyata kata orang rumah sakitnya biaya swab mah enggak, harus bayar lagi," katanya saat berbincang dengan detikcom sembari meminta supaya identitasnya tetap dirahasiakan, Minggu (22/8/2021).

Awalnya GN tak mau protes dengan kebijakan tersebut. Tapi, aturan swab antigen ternyata juga berlaku bagi keluarganya, meskipun saat itu mereka datang hanya untuk melihat kehadiran sang buah hati yang baru lahir.

"Kirain kan cuma saya doang yang dites terus bayar, ternyata yang lainnya juga harus gitu (bayar swan antigen). Ya akhirnya ngalah deh, padahal malem itu ada orang tua saya, mertua, sama kakaknya istrinya saya datang ke rumah sakit. Daripada harus bayar mahal lagi, mending nunggu pas di rumah aja si dedenya dibawa pulang," ungkap GN.

"Kalau enggak mau bayar swab, kita enggak bisa masuk ke rumah sakit. Disuruh nunggunya juga di area parkiran. Kalau mau masuk, harus nunjukin surat swab itu," tambahnya.

GN pun mengaku hingga hari ini masih berada di RS Aulia Pandeglang sembari menunggu kondisi istrinya membaik. Masalahnya, biaya swab antigen ini tak hanya berlaku pada saat pertama kali dia datang ke rumah sakit, tapi terus berlanjut di keesokan harinya.

"Hari sabtu kemarin saya dites lagi, terus disuruh bayar lagi Rp 200 ribu. Kalau hari ini belum tahu ada tes lagi atau enggak, mudah-mudahan enggak ada soalnya saya bawa uang ke sini juga pas-pasan doang," ucapnya.

Hal yang sama juga dirasakan warga lainnya berinisial HR. Dia bahkan mengaku harus merogoh kocek untuk biaya swab antigen lima anggota keluarganya ketika mendampingi sang istri melahirkan di RS Aulia Pandeglang.

"Kemarin saya sampai habis sejuta setengah buat swab. Itu buat enam orang sama saya juga," katanya.

HR pun tak bisa protes atas kebijakan itu. Pasalnya ia mengakui tak bisa mengurus sang istri jika sendirian menunggu saat proses persalinan tersebut.

"Enggak bisa kalau sendirian, pasti saya bingung. Untung waktu itu cuma semalem doang nginepnya, besoknya udah bisa dibawa pulang jadi enggak perlu nambah biaya lagi buat swab," tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, detikcom masih berusaha mengkonfirmasi Direktur RSUD Aulia Pandeglang Furqon Haetami. Begitu juga dengan Kadinkes Pandeglang Raden Dewi Setiani, pesan singkat dan panggilan yang dikirim wartawan masih belum direspons. (mud/mud)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads