Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah berupaya memulihkan perekonomian di Jabar. Salah satunya dengan menargetkan ekosistem investasi. Gubernur Jabar Ridwan Kamil bahkan menargetkan Jabar jadi pusat investasi di ASEAN.
Kang Emil sapaan Ridwan Kamil mengatakan ada tiga hal yang menjadi unggulan Jabar dalam menarik investasi. Ketiganya yakni kesiapan infrastruktur, SDM produktif dan kemudahan pelayanan perizinan.
"Dengan tiga alasan ini, Jawa Barat bertahan menjadi tujuan investasi. Saya targetkan kira harus naik kelas, kita harus juara menjadi pusat investasi se-Asean dengan tiga keunggulan tadi," ucap Kang Emil dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Kamis (19/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mengejar target tersebut, Pemprov Jabar bersama Bank Indonesia perwakilan Jabar meluncurkan program ekosistem investasi. Menurut Kang Emil, peluncuran ekosistem investasi diharapkan bisa melahirkan cetak biru, road map dan rencana aksi agar bisa mewujudkan kemudahan berusaha dan pengembangan investasi secara komprehensif di Jawa Barat.
"Lahirnya cetak biru bisa menyiapkan masa depan investasi Jawa Barat, juga ada rencana aksi yang tersusun dalam road map," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah Pemprov Jabar guna mengejar target investasi tersebut. Bahkan Pemprov Jabar sudah menggandeng berbagai pihak mulai dari perbankan, dunia usaha, akademisi hingga media.
"Ini salah satu upaya mendorong investasi di Jawa Barat," katanya.
Menurut Herawanto, ada empat aspek utama dalam ekosistem investasi di Jabar. Pertama yakni keberadaan investment hub sebagai sarana dan tempat untuk memfasilitasi para pelaku usaha, media showcase dan networking pelaku usaha dengan calon investor.
Aspek kedua yakni network and social connections sebagai jejaring bertukar informasi antar pelaku usaha dengan calon investor. Aspek ketiga berupa penyiapan berbagai invesymen vehicle termasuk seperangkat aturan dan ketentuan untuk kemudian mendukung investasi.
Terakhir atau aspek keempat berupa program capacity building sebagai sarana pengembangan sumber daya kegiatan usaha baik yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah.
Menurut Herawanto, dengan aspek-aspek tersebut diharapkan semakin memperkuat posisi Jabar sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia.
"Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, investasi tidak hanya terbatas pada proyek-proyek atau industri besar sedang, namun juga industri kecil menengah dan UMKM," tuturnya.
Selain itu, dia juga mengatakan berbagai potensi yang dimiliki Jabar juga menjadi modal. Seperti jumlah penduduk yang besar, kekayaan alam berlimpah dan ditambah tingkat kreatifitas masyrakat yang tinggi telah mendorong lahirnya beragam UMKM potensial.
"Oleh karenanya, pembentukan ekosistem investasi Jawa Barat juga mencakup berbagai upaya penguatan dan dukungan UMKM sebagai salah satu potensi investasi," kata dia.
Kepala Dinas PTMPSP Jabar Noneng Komara menambahkan ada empat agenda utama yang mendorong Jabar menjadi destinasi utama investasi.
Pertama, gedung West Java Investment Hub (WJIH) setinggi 4 lantai sendiri berdiri di komplek kantor DPMPTSP Jabar di Jalan Windu, Bandung. WJIH akan menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi stakeholder investasi.
Berikutnya Nomer Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM di Jabar yang akan memberikan banyak kemudahan dalam berusaha. Mulai dari akses perbankan, pertautan antara UMKM dengan investor hingga pengurusan sertifikat halal.
Selanjutnya Cinematograpy of Investment Festival atau Cifest yang akan menjadi medium kompetisi foto dan video bagi UMKM yang sudah siap untuk berhubungan dengan investor sekaligus mejnadi ajang UMKM mengembangkan kemampuan digital marketing.
"Ini akan mendorong sektor kreatif juga, bahan Cifest ini nantinya akan masuk dalam WJIS 2021," tutur Noneng.
DPMPTSP Jawa Barat juga memastikan agar iklim investasi di provinsi ini makin kondusif. Saat ini bersama DPRD Jawa Barat tengah menggodok Raperda Investasi dan Kemudahan Berusaha.
Raperda ini akan menjadi semacam omnibus law bagi Jawa Barat karena memperbaiki 49 perda yang sebelumnya sudah ada.
"Jadi sesuai amanat Pak Gubernur Jabar harus menjadi destinasi investasi terbaik," katanya.
Untuk data investasi di Jabar sendiri tercatat pada medio Januari-Juni 2021, investor yang meralisasikan penanaman modal ke Jabar mencapai Rp 72,46 tiriliun. Hal ini menempatkan Jabar peringkat ke satu secara nasional.
Dengan raihan tersebut, kata dia, Jabar telah merealisasikan 56,90 persen dari target Rp 127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BPKM RI. Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, Jabar merealisasikan 71,06 persen dari total target Rp 101,97 triliun.
Dia juga mengatakan peluncuran ekosistem investasi ini juga merupakan rangkaian menuju agenda west java investment summit (WIJS) 2021.
(dir/mso)