Insiden kelas ambruk itu berlangsung Rabu (18/8) sore. Ambruknya bangunan tersebut membuat kecewa ratusan pelajar yang belum sepekan ini menikmati belajar tatap muka. Sekadar diketahui, paras siswa selama ini belajar secara online.
"Jumlah siswa keseluruhan 210 anak, memang sudah masuk mulai belajar tatap muka sejak 4 hari yang lalu. Karena kejadian begini terpaksa dirumahkan lagi," kata Kepsek SDN Kerenceng Yusuf Bayani kepada detikcom, Kamis (19/8/2021).
Pantauan detikcom, sejumlah atap yang terbuat dari baja ringan ambruk ke lantai. Genting juga berceceran di atas meja dan kursi pelajar. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Yusuf menceritakan ambruknya bangunan kelas II hingga kelas VI itu dikabarkan terjadi usai hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada sore kemarin. Ia mendapat kabar bangunan ambruk sekitar pukul 16.30 WIB.
"Kejadiannya kemarin sekitar jam 15.00 WIB tidak ada aktivitas sekolah, sudah mulai hujan deras dibarengi angin. Sekolah ini dibangun tahun 1977," tutur Yusuf.
Dia khawatir semangat pelajar pascakejadian ini menurun. Dia kemudian berkomunikasi dengan komite sekolah untuk mencari solusi terdekat yang bisa dilakukan sebelum adanya perbaikan kelas.
"Untuk yang lima kelas ada 180 anak kita coba carikan tempat. Sudah ngobrol dengan komite, ada madrasah bisa dipakai karena aktifnya sore. Harapan saya anak harus tetap belajar. Mereka lagi semangat-semangatnya. Jangan sampai anak-anak semangatnya turun lagi, mudah-mudahan mereka bisa masuk sekolah lagi," ujar Yusuf. (sya/bbn)