Kisah Eks Bomber Vihara Ekayana Asal Sukabumi yang Kini Cinta NKRI

Kisah Eks Bomber Vihara Ekayana Asal Sukabumi yang Kini Cinta NKRI

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 17 Agu 2021 18:06 WIB
Moment Robi Rubiansyah memberi hormat ke bendera merah putih.
Foto: Moment Robi Rubiansyah (sweater abu) memberi hormat ke bendera merah putih (Istimewa)
Sukabumi - Peringatan HUT ke-76 RI menjadi moment tersendiri bagi Robi Rubiansyah, eks bomber Vihara Ekayana, Jakarta Barat pada Agustus 2013 silam. Meski hanya berada di balik gerbang Balai Kota Sukabumi tak menyurutkan niatnya untuk mengikuti upacara HUT ke-76 RI pagi tadi.

Atas inisiatif sendiri ddia berjalan kaki dari tempat tinggalnya di kawasan Nangleng, Citamiang hanya untuk mengikuti upacara bendera. "Ini sebagai rasa kecintaan saya kepada tanah air Indonesia, yang sebelumnya tidak bisa saya lakukan akibat jalan hidup yang kami tempuh pada masa itu," kata Robi, Selasa (17/8/2021).

Robi memastikan jiwanya kini sudah kembali ke NKRI. Dia juga mengakui Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Indonesia sebagai negaranya. Pemikirannya yang sempat melenceng, diakui Robi karena salah pergaulan hingga kemudian terbawa dalam aksi bom 2013 silam.

"Saya sempat mencari bagaimana hidup yang benar, hingga akhirnya saya bertemu dengan kelompok yang dianggap radikal yaitu JI sebelum pecah dan sekarang berubah menjadi JAD, hingga akhirnya terlibat dalam teror bom Vihara Ekayana, Jakarta Barat 2013 lalu," ujarnya.

Dia mengaku tidak permah bersembunyi usai melakukan aksinya. Dia ditangkap di kediamannya di Kota Sukabumi oleh Densus 88 Anti Teror. Usai ditangkap, ia menjalani beberapa pemindahan sel tahanan dan bertemu dengan beberapa napi teroris lainnya.

"Sempat menjalani penjara di Lapas Tanjung Gusta Mendan. Lalu dipindahkan ke Rutan Polda Metro Jaya dan bertemu dengan kombatan-kombatan pelaku teror lainnya salah satunya yang saya kenal Ali Imron pelaku Bom Bali I. Kemudian dipindahkan ke Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok," kata Robi.

"Sejak saya masuk tahanan di Lapas Tanjung Gusta Medan, saya sempat berfikir balik dengan kejadian dialami. Setelah dipindah ke Rutan Polda Metro saya bertemu dengan Ali Imran berdiskusi tentang arah hidup kami. Bahkan sebelum saya keluar sempat bertemu Umar Patek berdiskusi terkait dengan pola hidup yang baik dan benar," ucap dia menambahkan.

Selama dalam masa pertaubatan di dalam tahanan itu Robi perlahan sadar. Ia tidak bisa melihat bagaimana saat sang istri melahirkan dan sang ibu meninggal dunia. Perlahan Robi sadar dan menyesali apa yang ia perbuat. Sampai kemudian ia bebas pada tahun 2017 lalu.

"Dari situlah awal mula titik kembali saya sadar, mulai bertemu dengan Ali Imran, Umar Patek dan peristiwa yang menimpa keluarga. Mungkin itu semua teguran, hingga akhirnya saya bertekad kembali ke pangkuan NKRI dan untuk menjalani hidup seperti layaknya biasa," katanya.

Dalam momentum HUT ke-76 RI ini Rubi mengajak kepada semua anak bangsa untuk saling menghormati, dan bergandengan tangan dalam perbedaan.

"Kita sudah saatnya untuk kembali bergandengan tangan antar anak bangsa, tidak ada perpecahan, akibat perbedaan akidah," ujarnya. (sya/mso)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads