Kapten Masrin, Sang Pelindung Bung Karno di Karawang

Yuda Febrian Silitonga - detikNews
Sabtu, 14 Agu 2021 11:34 WIB
Wiwin Winara memperlihatkan foto lampau sosok mediang ayahnya, Kapten Masrin, yang tengah duduk di bangku kayu berseragam hitam. (Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom)
Karawang -

Dalam beberapa riwayat peristiwa Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat, Kapten Masrin selalu disebut sebagai salah seorang pribumi yang berperan penting dalam skema pengamanan dalam melindungi Sukarno beserta rombongan.

Wiwin Winara (64), anak Kapten Masrin, mengungkapkan jauh sebelum adanya peristiwa Rengasdengklok, Kapten Masrin telah membuat sebuah peta darurat Republik Indonesia (RI). "Di peta darurat RI itu dibuat oleh almarhum, Kapten Masrin, pada 14 Mei 1945 sampai 16 Agustus 1945," kata Wiwin saat ditemui di makam Kapten Masrin, Kamis 12 Agustus 2021.

"Dalam keterangan peta itu digambarkan beberapa simbol batas kabupaten, sungai, irigasi, jalan raya provinsi, jalan kereta api besar dan kecil, jalan daerah, batas wilayah RI darurat serta simbol pertahanan," ujar dia menambahkan.

Menurut Wiwin, dalam beberapa buku sejarah Peristiwa Rengasdengklok, tidak banyak penulis mengulas banyak tentang sosok Kapten Masrin. "Saya sempat baca beberapa buku sejarah, tidak banyak penulisnya mengulas sosok Kapten Masrin," ucapnya.

Padahal, menurut Wiwin, keberadaan Kapten Masrin merupakan bagian utama dari perencanaan kaum muda untuk membawa Bung Karno beserta rombongan (Bung Hatta, Fatmawati, dan Guntur Muhammad Soekarnoputra) dalam pengamanan jelang proklamasi berkumandang.

"Kapten Masrin juga merupakan tentara PETA yang memang terdidik dengan baik, itu bisa terlihat dari profesionalnya almarhum, mengatur pengamanan dengan membuat peta untuk persiapan kedatangan Bung Karno ke Rengasdengklok. Tentunya, almarhum juga menjadi bagian terpenting dalam perencanaan kaum muda untuk menyegerakan proklamasi terjadi," tutur Wiwin.

Wiwin mengisahkan singkat tentang biografi Kapten Masrin atau Masrin Hasani atau Raden Masrin Hasan Muhammad. Masrin lahir di Desa Tangkil, Pisang Sambo, Rengasdengklok, pada Selasa 12 April 1919. Dia wafat pada Selasa 28 Desember 1971 di Bojong Rengasdengklok Selatan.

Aki Masrin, demikian panggilan beliau di lingkungan keluarga maupun di antara orang orang terdekatnya, serta masyarakat di Rengasdengklok. Aki Masrin semasa kecil dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat agamis, serta menimba ilmu agama dari ayahnya, Raden Hassan Muhammad, dan kakeknya, Raden H.Yassin Muhammad, yang saat itu menjadi pengasuh pengajian di Pisang Sambo Rengasdengklok.

Kakek beliau, Raden Yassin Muhammad, merupakan salah satu putra dari Raden Muhammad Zahidin yang merupakan putra tunggal dari Arif Muhammad, penyebar agama Islam dan Tumenggung di Cangkuang Garut. Arief Muhammad dahulunya seorang Tumenggung Mataram yang dikirim oleh Sultan Agung, untuk memimpin penyerangan ke Batavia yang kala itu dikuasai Belanda.

Arif Muhammad kembali dari Batavia dan menetap di Cangkuang, Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Garut. "Sebenarnya nama lengkap Kapten Masrin itu Raden Masrin Muhammad," kata Wiwin.

"Tapi memang almarhum dikenal orang dulu keturunan dari keluarga Raden Hassan Muhammad, jadi banyak orang menyematkan Hasani, hingga menjadi Masrin Hasani. Namun nama yang tertulis di batu nisan tidak tercantum, hanya tertulis Raden Masrin Muhammad," tutur Wiwin.

Simak juga 'Aura Magis Kamar Bung Karno di Kebun Kopi Karanganyar Blitar':






(bbn/bbn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork