Mahasiswa mengkritik Pemkot Serang yang melakukan pemborosan anggaran hingga Rp 10 miliar mulai dari anggaran sewa akuarium hingga sewa rumah dinas atau rumdin. Demonstran tersebut turun ke jalan bertepatan dengan HUT ke-14 Kota Serang.
Aksi dilakoni sejumlah mahasiswa yang dilengkapi alat pelindung diri ini berlangsung saat agenda paripurna istimewa di DPRD Kota Serang. Mereka menilai Pemkot Serang tidak sensitif saat masyarakatnya kritis gegara pandemi. Ada total Rp 10 miliar anggaran yang dianggap mubazir.
"Pemkot melakukan pemborosan pos anggaran yang mubazir. Mulai dari pemberian makan ikan, sewa ikan, akuarium yang nilainya ratusan juta sampai perjalanan dinas berbagai OPD kurang lebih Rp 10 miliar yang harusnya untuk pemulihan masyarakat saat pandemi," kata peserta aksi, Irkham Maghfuri Jamas, dalam orasinya, Selasa (10/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran mubazir ini mereka uji petik dari situs LKPP. Pos anggaran yang tidak perlu, antara lain sewa rumah dinas pimpinan daerah senilai Rp 570 juta dan renovasinya mencapai Rp 190 juta.
"Menurut kami, anggaran tersebut lelucon yang dilakukan Pemkot Serang. Untuk apa uang rakyat? Untuk sewa rumah pribadi atau kepala daerah?" ujarnya.
Mahasiswa menuntut agar Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dievaluasi mulai dari Sekda dan jajaranya. Termasuk Banggar DPRD agar anggaran difokuskan untuk penanganan pandemi dan melupakan rencana pembangunan daerah. Terakhir, mereka meminta Pemkot Serang serius dalam pemberdayaan disabilitas.
"Pos anggaran itu kurang tepat karena pandemi harusnya diprioritaskan. Ini ada anggaran luar kota sampai ke sewa hiasan ikan," ucap Irkham.