Pemprov Jawa Barat akan menambah 70 ruang ICU di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19. Langkah itu untuk mengurangi tingkat kematian yang mulai bergeser ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Kami terus membangun ICU-ICU tambahan, ada 70 yang sedang kita bangun untuk menguatkan dan mengurangi tingkat kematian di IGD," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil seperti dilihat detikcom dari siaran Humas Jabar, Kamis (5/8/2021).
Saat ini, penambahan ICU itu ada di RS Al Ihsan Baleendah sebanyak 30 ruangan, 10 ruangan di RS Pindad Bandung, RSUD Kota Bandung sebanyak 2 ruangan, RSUP Rotinsulu Bandung 3 ruangan, 4 ruangan di RSUD Lembang Bandung Barat, 4 ruangan di RSUD Cililin Bandung Barat, kemudian 12 ruangan di RSUD Cikawet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah dengan ada penamabahan ICU itu diharapkan kematian di IGD bisa kita kurangi," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Ia tak menampik jika varian Delta COVID-19 ini membuat tingkat kematian lebih cepat, dari yang biasanya rata-rata 10 hingga 12 hari fatalitasnya tiba-tiba naik menjadi 4 hingga 5 hari.
"Itu lah yang menyebabkan kasus-kasus di IGD yang sudah sangat berat baru ke RS menyebabkan kematian cukup meningkat," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan tingkat kematian pasien di rumah sakit mulai bergeser ke ICU. Banyak pasien yang wafat saat di IGD. Dulu, pasien COVID-19 yang wafat di IGD hanya sekitar 1-2 persen. Kini, pasien COVID-19 yang wafat di IGD menjadi 20 persen.
Penyebabnya adalah penanganan pasien yang terlambat dalam artian pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang berat.
"Ternyata kita lihat fakta berikutnya adalah orang masuk ke rumah sakit dulu saturasinya masih 93, 92, 90%. Sekarang orang masuk rumah sakit sudah 70% saturasinya, sudah 80%. Itu sudah telat sekali. Artinya virusnya sudah menyebar ke dalam paru-paru dan sudah sesak," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin lewat keterangan pers via kanal YouTube, Senin (2/7/2021).
(yum/mso)