Pandeglang -
Gadis belia asal Kampung Kadu Dampit, Desa Pasir Karang, Kecamatan Koroncong, Pandeglang, Banten, harus mengubur cita-citanya menjadi seorang penghapal Al Quran. Dia telah menderita leukemia hingga menyerang indra penglihatannya. Kini kondisinya tak berdaya.
Amelia Agustin (14), namanya. Amel, sapaan Amelia, tadinya tengah menimba ilmu di salah satu ponpes di Pandeglang. Dia, bahkan merupakan salah satu santriwati yang memiliki prestasi di antara teman sebayanya. Namun semenjak divonis leukemia, Amel hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang tak kunjung sembuh.
Kejadian bermula saat Amel hendak mengambil air di kamar mandi pondok pesantrennya. Dia terjatuh. Amel pun merasakan sakit pada bagian kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi waktu itu mau ngambil air habis wudu, terus terpeleset sampai jatuh. Sebulan, kondisinya malah makin parah, akhirnya kita bawa pulang ke rumah," kata Yusti Kurniawati (46), ibu Amel, saat ditemui di kediamannya, Selasa (3/8/2021).
Tadinya, Yusti dan suaminya, Amin, berharap kondisi Amel bisa membaik setelah dibawa pulang ke rumah. Namun, kondisi anak keempat dari lima bersaudara ini malah makin memburuk hingga menjalar ke bagian mata yang membuat pembengkakan di area indra penglihatan tersebut.
"Parah-parahnya banget itu udah hampir enam bulanan. Dari tadinya cuma kakinya doang yang sakit, sekarang ke matanya sampai bengkak merah," tutur Yusti.
Begitu didiagnosis, Amel ternyata mengidap kanker darah atau leukemia. Keluarga membawanya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) agar kondisinya membaik. Tapi, setelah beberapa kali melakukan kemoterapi, kondisi Amel tak kunjung menunjukkan kemajuan.
"Dari dokter itu waktu di RSCM sudah dua kali melakukan kemo terapi. Tapi karena kehabisan biaya, jadinya dibawa pulang lagi," kata Yusti.
Sepulang dari RSCM, Amel hanya terbaring di kasur. Selama di rumah, Amel terus-terusan menangis. Dia tak kuat menahan sakit pada matanya. Hanya untuk melihat sinar lampu di rumah pun Amel tidak mampu.
"Suami saya hanya berjualan di kantin, tapi karena pandemi jadi tidak bisa berjualan. Dari awal sakit itu belum ada yang membantu, pak. Saya berharap, ada yang bisa bantu yang punya rejeki lebih untuk membantu pengobatan anak saya," ujar Yusti.
Kabar terkini, Amel sudah mendapat penanganan dan telah dibawa ke RSUD Banten. Melalui bantuan para relawan dan pihak kecamatan di tempat tinggalnya, Amel direncanakan menjalani operasi mata kembali di RSCM Jakarta.
"Sudah dibawa kang ke RSUD Banten. Rencananya mau kami bawa ke RSCM, sekarang sedang ngurus persyaratan administrasinya sambal menunggu rujukan. Kami sih pengennya cepet dirujuk, besok atau lusa lah harus bisa dibawa. Kondisinya sudah memburuk soalnya, kalau nggak cepat ditangani bahaya," kata Founder Relawan Charity Banten Diki Nurmansyah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini