Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan banyak pasien COVID-19 khususnya yang isolasi mandiri di rumah yang tidak lapor ke pemerintah kota. Mereka meninggal saat ada lonjakan kasus COVID-19 dan di masa PPKM Darurat.
"Ada lonjakan 133 orang yang terkonfirmasi positif, dan kondisi di Kota Serang ini banyak yang meninggal cuma yang meninggal di rumah, di kampung banyak yang tidak dilaporkan ke kami," kata Syafrudin usai rapat online bersama seluruh wali kota-bupati dan gubernur Banten di Serang, Selasa (13/7/2021).
Rata-rata yang meninggal ini katanya mendadak. Belum lagi ada kondisi kelangkaan obat virus dan oksigen. Bahkan, oksigen sampai hari ini juga ia nilai langka dan rumah sakit harus antri untuk membeli oksigen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oksigen sampai hari ini masih langka. Ada informasi dari rumah sakit bahwa oksigen ada hanya membelinya antri, jadi tidak bisa sekarang beli, sekarang diisi. Sekarang beli besok dipanggil, antrian luar biasa," ujarnya.
Untuk kelangkaan oksigen, Pemprov Banten katanya sudah menjamin ketersediaan bagi rumah sakit-rumah sakit. Penegak hukum seperti Kejaksaan juga akan mencarikan solusi dengan mendatangi produsen.
"Akan ada upaya menyiapkan oksigen, kalau obat virus ini juga mudah-mudahan diupayakan provinsi," paparnya.
Kondisi saat ini Kota Serang katanya sudah ada 3.400an lebih pasien terpapar virus. Lonjakan pasien positif terjadi pada kemarin hingga 133 orang. Dan dari 860 tenaga kesehatan yang ada di Kota Serang baik itu rumah sakit dan puskesmas, 16 persen diantaranya positif.
"Yang terpapar jumlahnya 16 persen," jelasnya.
Simak video 'Kriteria Tempat Isoman yang Baik dan Aman di Rumah':