.webp)
Kepala Biro Pemerintahan dan Kerjasama Provinsi Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana mengatakan kegiatan tersebut merupakan dukungan ASN untuk mempercepat pemulihan pasien COVID-19.
Dodit mengatakan beberapa pekan lalu terinfeksi Virus Corona. Dodit sempat mendapatkan perawatan intensif di RS Al Ihsan selama beberapa hari. Kala itu kondisinya cukup kritis karena mengalami happy hypoxia atau kondisi dirasa sehat tetapi kekurangan oksigen.
"Saya mengalami happy hypoxia, wajah saya sudah biru, mata saya sudah hitam seperti pakai celak," ujar Dodit ketika ditemui di halaman Gedung Sate Gedung Sate.
Beruntung, Dodit bisa mendapatkan dua labu plasma konvalesen. Nilai CT-nya yang awalnya lima, melesat ke angka 35 dalam waktu dua pekan setelah menerima plasma konvalesen.
"Ini bentuk balas budi kami. Dukungan rekan-rekan di sini, untuk menyediakan plasma konvalesen yang dapat membantu penyembuhan pasien COVID-19 secara signifikan," katanya.
Dodit mengatakan dalam kegiatan yang digalang bersama PMI Kota Bandung itu terdapat 20 ASN penyintas COVID-19 yang akan mendonorkan plasmanya. Mereka menjalani wawancara, pemeriksaan kesehatan kemudian pengambilan sampel darah untuk melihat kelayakannya menjadi pendonor.
"Karena begitu susahnya orang-orang mendapat plasma di PMI, karena berebut. Ada antrean panjang untuk mendapatkannya. Makanya kita harus bergerak, setidaknya apa yang dirasakan kita kesulitan mendapat plasma, tidak terjadi kepada orang lain," ujarnya.
Sekretaris PMI Jawa Barat Ruhanda mengatakan saat ini antrean pemohon plasma konvalesen di Kota Bandung mencapai 600 orang.
"Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan, kepada Biro Pemotda Jabar yang sukarela, tidak ada yang mengimbau, tapi mau menyumbangkan darah, plasma konvalesen. Info terakhir, permintaan plasma ke Kota Bandung sudah 600," ucap Ruhanda. (yum/mso)
