104 bayi di wilayah Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi mengalami stunting atau mengalami gagal tumbuh.
Informasi yang diperoleh detikcom, kondisi bayi stunting tersebut tersebar beberapa desa di wilayah Kecamatan Kebonpedes, antara lain di Desa Jambenenggang, Sasagaran, Kebonpedes, Bojongsawah dan Desa Cikaret.
"Informasi ini saya peroleh dari pihak rekan-rekan Puskesmas ya. Jadi stunting ini, merupakan sebuah gangguan pertumbuhan pada anak bayi yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari anak-anak lain seusianya," kata Camat Kebobpedes, Ali Iskandar kepada wartawan, Senin (12/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Ali ada dua desa di wilayahnya yang memiliki angka stunting paling tinggi, yakni Desa Cikaret dan Desa Bojongsawah.
"Faktor penyebab kasus stunting ini bukan hanya sebatas faktor gizi belaka, tetapi cakupannya juga bisa karena pola asuh, pola makan dan sanitasi air bersih. Sebab itu, langkah yang dilakukan dalam persoalan sanitasi atau jamban Forkopimcam Kebonpedes telah melakukan deklrasi ODF agar tidak ada lagi warga Kecamatan Kebonpedes yang Buang Air Besar (BAB) di sungai dan mengelola sampah dengan baik," kata Ali.
Menurut Ali, terkait stunting memang dominan karena kurangnya asupan gizi, pendidikan tumbuh kembang dari orangtua kepada anak, prilaku keluarga termasuk didalamnnya sanitasi.
"Ini penyebab yang utamanya, jadi dalam menyikapi kasus stunting ini, bukan hanya asupan gizinya saja yang di perhatikan, tetapi keluarganya juga harus di bina melalui berbagai macam pendekatan, salah satunya melalaui program pemberdayaan dan program keluarga kependudukan keluarga berencana. Sehingga mereka bisa terus diarahkan dan berpilaku dan mengkonsumi makanan bergizi," beber Ali.
Pihaknya menambahkan, ciri khas bayi yang mengalami stuntingg itu bisa dilihat dari masa kelahiran pertama hingga 100 hari kelahiran, maka berat badannya kurang sebagai mana standar yang ditentukan. Namun yang menjadi ciri lain adalah tinggi badan yang tidak sesuai dengan standar tumbuh kembang anak. Sehingga bisa dijadikan ciri utama yang ditandai dengan bocah yang disebut cebol.
"Selain mengganggu pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi dan berat badan, juga dapat menghambat perkembangan otak anak. Untuk itu, kami terus bekerjasama dengan seluruh komponen, salah satunya pemerintah desa agar bersama-sama mengantisipasi terjadinya kasus stunting pada bayi," ujarnya.
(sya/mso)