Pemkot Bogor memberlakukan kebijakan 100 persen Work From Home (WFH) kepada aparatur sipil negara (ASN) selama sepekan ke depan. Langkah ini diambil untuk menekan sebaran COVID-19.
"Pemberlakuan WFH 100 persen mulai besok (Selasa) sampai masuk lagi hari Selasa (6/7/2021) sambil melihat perkembangan yang ada," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Senin (28/6/2021).
Pemberlakuan 100 persen WFH ini, kata Bima, hanya diberlakukan bagi ASN di dinas-dinas yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik. "Semua bekerja dari rumah, kecuali dinas-dinas yang langsung melayani pelayanan mendasar sehari-hari. Pelayanan sampah tidak mungkin berhenti, bencana darurat harus selalu standby, kemudian juga untuk petugas Dinas Kesehatan, Dishub yang di lapangan, nah ini harus selalu ada. Tetapi yang lain, semuanya di rumah," tutur Bima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan pemberlakuan 100 persen WFH ini bukan berarti pekerjaan libur. ASN yang tidak ke kantor tetap berkoordinasi dan dilarang keluar rumah kecuali urusan mendesak.
"Ini bukan liburan, yang di rumah tidak boleh keluar kecuali ada hal-hal yang mendesak dan semua harus laporan. Semua kantor dinas menunjuk piket. Jadi ada piket yang terus memonitor koordinasi, karena koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, harus terus berjalan," ujar Bima.
Kebijakan 100 persen WFH, menurut dia, sebagai langkah untuk menekan sebaran COVID-19 yang belakangan terus melonjak, terutama di lingkungan ASN. "Langkah ini, pertama untuk menghindari penularan di lingkaran ASN, karena kita ini garda terdepan. Kalau ASN rontok, nanti siapa yang melayani warga. Kedua, mengurangi mobilitas di Kota Bogor. Artinya, kalau Balai Kota tidak ada aktivitas, kemudian kantor-kantor tidak ada aktivitas, mobilitas warga diharapkan juga akan berkurang," tuturnya.
"Ketiga, ini kita memberikan contoh, kita mulai dari Balai Kota, kita mulai dari Pemkot, untuk kewenangan yang bisa kita lakukan, menahan diri dan di rumah saja. Karena grafiknya semakin tajam," Bima menambahkan.
Sekadar diketahui, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor melonjak drastis sejak sepekan terakhir. Terhitung sejak Senin (21/6)-Minggu (27/6), sebanyak 1.833 orang dinyatakan positif COVID-19. Sebanyak 9 orang meninggal dan 23 orang yang sembuh.
Satgas COVID Kota Bogor juga mencatat saat ini ada 336 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Bogor yang dinyatakan positif COVID-19. Ratusan nakes itu berstatus positif aktif dan masih menjalani proses penyembuhan.
"Situasi COVID saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, sudah nyaris melampaui kapasitas kita semua untuk menangani, kalau tidak ada langkah-langkah yang luar biasa. Kemudian persentase kenaikan kasus di Kota Bogor selama seminggu ini mencapai 78 persen, sedangkan kasus kematian naik 125 persen, jadi sekali lagi angka-angka ini mengkhawatirkan," kata Bima menegaskan
(bbn/bbn)