Video satu keluarga di Kota Bandung yang positif terpapar COVID-19 mendapat cemoohan hingga diusir pejabat setempat viral di media sosial. Video itu diunggah oleh akun twitter @serpentine6666.
Pada video berdurasi 15 detik terlihat keluarga tersebut didatangi tenaga kesehatan yang lengkap menggunakan APD. Selain itu terlihat juga beberapa aparat kewilayahan.
"Gw ga bertujuan untuk bawa2 ini kesini sebenernya tapi tolong siapapun yg punya saran bantuin gw... Gw, ibu gw dan pacar gw positif covid19 dan isman di rumah atas suruhan rumah sakit. Tapi kami udah abis2an banget diusir, dicaci maki sama warga dan lurah/rt sini. Udah bingung," tulis pemilik akun @serpentine6666, seperti dilihat detikcom, Rabu (23/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi kejadian itu terjadi di Kelurahan Gumuruh, Kota Bandung. Unggahan itu mendapat banyak respons dari warganet.
Saat dikonfirmasi, Lurah Gumuruh Nurma Safarini membenarikan kejadian itu terjadi di wilayahnya. Namun, kata dia, terjadi kesalahpahaman dalam kejadian tersebut.
"Yang bersangkutan status positif, ketika ada yang positif harus dipisahkan. Pak RT mengecek nih yang harus diisolasi yang mana, yang tadinya positif satu jadi berkembang karena tetap nyampur," kata Nurma kepada wartawan.
Nurma mengungkapkan, kesalahpahaman terjadi saat petugas Puskesmas Gumuruh datang ke rumah warga positif COVID-19 tersebut.
"Sudah ada upaya dari Pak RT buat memisahkan selaku satgas COVID-19 tingkat RT. Pak RT harus laporan, kepada siapa? Kepada pihak mesdis yaitu Puskesmas Gumuruh. Pihak Puskesmas Gumuruh pada waktu itu ketika mendapatkan laporan harus melakukan tracing, melakukan sejauh mana keluhan, belum sampai mendatangi sudah terjadi keributan, ada video segala macam, padahal tujuan Puskesmas untuk menanyakan mana nih yang harus diobatin," ucapnya.
Nurma menyebut hal tersebut dilakukan RT dan Puskesmas agar tidak terjadi pembiaran bagi warga yang terpapar COVID-19.
"Tidak ada pembiaran dari kami, ketika ada yang belum makan, bu RT mau ngasih ternyata ditolak dan ketika akhirnya kami lebih lanjut lagi ada Pak Kapolsek dan Pak Camat ketika sudah dikasih tahu yang bersangkutan tetap tidak paham," ucapnya.
Terkait keterangan di postingan menyebutkan jika warga tersebut mendapatkan cacian, Nurma menegaskan itu hanya salah paham.
"Persoalan dicaci maki dikasih pengertian, namanya orang yang sudah dalam keadaan tertekan bisa aja melakukan apapun, mungkin ada bahasa yang tidak bisa diterima, seolah-olah harus dipisahkan atau diusir," tuturnya.
Nurma menambahkan warga tersebut akan dipindahkan ke rumah isolasi mandiri di Kelurahan Gumuruh. Hal itu dilakukan agar warga tersebut mendapat pelayanan yang lebih baik.
"Jadi sekarang kami akan lakukan isolasi mandiri di tempat lebih layak. Daripada kita ribet-ribet, kita lebih memanusiakan lagi," ucapnya.
"Kepanikan muncul, kebaikan pemerintah tidak sepenuhnya bisa diterima oleh masyarakat, tapi kita Insya Allah sudah siapkan tempat isolasinya. Nanti sore, jam 5 akan menempatkan yang bersangkutan ke rumah isolasi mandiri. Makan jadi tanggungjawab kita semua," kata Nurma menambahkan.
Nurma kembali menegaskan, informasi viral itu tidak benar. "Tidak benar," ujarnya.
(wip/mso)