Detik-detik mencekam dirasakan perempuan inisial Cin, salah seorang korban begal bersenjata api di kawasan Bukit Algoritma, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Ia mengaku masih shock dengan kejadian yang menimpanya.
Saat kejadian ia bersama IN, kerabatnya yang juga perempuan. Sejak awal berada di kawasan perkebunan sawit mereka berdua sudah merasa dibuntuti dan diintai pelaku. Bahkan Cin merasakan aura jahat pelaku melalui tatapannya yang terus mengincar mereka berdua.
"Pertama diketahui itu di sekitar Club House, kita sedang foto-foto gitu. Orang itu terus mengintai, kita saat itu sudah curiga tuh. Kita berpikir positif aja mungkin orang lagi nongkrong, soalnya banyak mobil lewat, motor-motor pada lewat setelah enggak lama foto-foto liat lagi orangnya tatapannya seperti mau jahat. Soalnya beda orang yang tatapannya hanya selewat atau ngeliatin aja beda," tutur Cin di Polsek Cikidang, Minggu (20/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Cin mengaku bergidik dengan tatapan salah seorang pelaku. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi menjauh dari lokasi tersebut. Saat itu ia mengaku tidak berpikir negatif sosok pria yang terus memperhatikannya itu akan membuntuti.
"Kita sudah ketakutan, akhirnya kita memilih untuk perjalanan pulang. Sedikit lega karena enggak berfikir mereka bakalan mengikuti, dalam perjalanan si teteh (IN) minta berhenti katanya mau foto-foto di situ. Saat itu ketika saya akan memfoto arah mata saya ke atas (jalan) ternyata orang yang ngeliatin kita itu datang ngegas motornya dan langsung meloncat turun," ucap Cin.
Salah seorang pelaku yang membonceng langsung datang menyergap dari arah belakang. Disusul pelaku lainnya yang menyergap dengan menodongkan pistol ke arah mereka, meski di bawah ancaman kedua korban terus berontak dan memancing kemarahan pelaku.
"Posisi panik, terus berontak mau melepaskan diri. Terus teriak-teraik, penjahatnya mengeluarkan pistol dan menodongkan pistol ke arah saya karena berontak terus. Saat itu karena berontak kepala saya dipukul pakai gagang pistol sampai mengeluarkan darah banyak," ujar Cin.
Melihat kejadian itu, IN kemudian berontak dan melepaskan diri dari pegangan pelaku. Ia berhasil melarikan diri di bawah todongan pistol, tidak ingin korbannya lari pelaku sempat menembakan senjatanya ke arah IN.
"Pelakunya sempat mengejar dulu, terus nembak tapi enggak kena. Teteh terus lari kencang, sambil teriak minta tolong sampai akhirnya di pinggir jalan kembali teriak-teriak. Mungkin melihat itu si pelaku melepaskan saya terus naik motor. Sambil sempoyongan saya ikutin dari belakang, saya sempat melihat pelaku balik lagi ke arah lokasi tadi saya kira mau mengejar," tutur Cin.
Pelaku memutar balik bukan untuk mengejar korban, ternyata mereka mengambil motor milik korban dan melarikan diri. Tidak lama warga yang mendengar teriakan korban berdatangan ke lokasi.
"Mereka mengambil motor, warga juga pada datang. Kayaknya mereka merusak kunci karena kunci dipegang si teteh," imbuh Cin.
Soal pistol, Cin menduga pistol itu adalah senjata api. Bentuknya terbuat dari besi dan dari suara sentakan senjata juga sangat keras.
"Kalau dari plastik dengan suara hentakan keras begitu pasti pecah. Warnanya silver, agak kecil. Pelaku pakai motor matic, warnanta biru putih, saya masih shock tidak menyangka di daerah sendiri ada tragedi begini," pungkasnya.
(sya/mso)