Sebanyak 75 karyawan PT Pancajaya Sejati, Margaasih, Kabupaten Bandung terkonfirmasi positif COVID-19. Pihak pabrik pengolah jaring dan benang nilon tersebut sempat tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak Satgas Kecamatan Margaasih.
Sebelumnya, Satgas Margaasih Kabupaten Bandung melakukan sidak ke pabrik tersebut. Pihaknya meminta konfirmasi terkait langkah yang diambil pihak perusahaan dan mengecek kelengkapan protokol kesehatan.
Camat Margaasih Asep Ruswandi mengatakan, pihak perusahaan melakukan test swab secara mandiri kepada karyawannya tanpa melibatkan satgas pada Kamis (10/6) lalu. Hasil hasil swab mandiri tersebut, ditemukan sebanyak 75 karyawan PT Pancajaya Sejati terkonfirmasi positif COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kronologisnya pada awal ditemukan itu memang inisiatif dari perusahaan melakukan swab mandiri, dengan tujuan itu setelah idul Fitri. Tadinya supaya aman buat karyawan, dari hasil itu sendiri ditemukan 75 orang yang dinyatakan positif," ujar Asep kepada wartawan usai sidak di Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (17/6/2021).
Lanjut Asep, dari 75 karyawan tersebut 38 di antaranya merupakan warga Kecamatan Margaasih. Sisanya merupakan warga Kecamatan Kutawaringin dan Kota Cimahi.
"Dari 75 orang positif ada 38 orang yang masuk wilayah Kecamatan Margaasih, paling banyak desa Nanjung sesuai domisili perusahaan," ungkap Asep.
Pihak perusahaan dan satgas meminta agar karyawan yang dinyatakan positif agar melakukan isolasi mandiri. Selain itu, satgas pun meminta agar perusahaan bertanggung jawab agar memenuhi kebutuhan makanan karyawannya yang sedang isolasi mandiri.
"Kemudian upaya yang kita lakukan, berkomunikasi dengan pihak perusahaan dan kepada yang positif ini memang diwajibkan isolasi mandiri dengan bantuan akomodasinya akan kita komunikasikan dengan pihak perusahaan," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya pun belum dapat memastikan apakah kasus tersebut masuk dalam kategori kluster perusahaan. Petugas kesehatan pun akan diterjunkan untuk melakukan tracing kepada keluarga dari karyawan positif tersebut.
"Sesuai dengan standar prosedur, memang harus dilakukan tracing kepada keluarga yang positif. Dan harus dilakukan kepada keluarga karyawan. Jangan sampai keluarga dari karyawan yang positif, dan luput dari pantauan kita karena akan berbahaya nanti ada penyebaran baru di kluster keluarga," pungkasnya.
(mud/mud)