330 sekolah di Kota Bandung menggelar simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ujicoba ini digelar dan dipantau langsung Pemkot Bandung dari Tanggal 7-18 Juni 2021 mendatang.
Hari ini, Senin (7/6/2021) Sekda Kota Bandung Ema Sumarna meninjau pelaksanaan simulasi PTM di sejumlah sekolah salah satunya di SD dan SMP Santo Yusup di Jalan Jawa.
Pantauan detikcom, di SD Santo Yusup setibanya di sekolah, para siswa harus melakukan pengecekan suhu tubuh. Setelah itu mencuci tangan dengan sabun di tempat yang sudah disediakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum masuk, siswa akan melakukan screening kesehatan. Jika siswa tersebut menyatakan sehat, maka bisa ikut belajar, jika merasa sakit dipersilahkan pulang kembali. Setelah screening kesehatan, siswa harus melintasi bilik desinfektan.
Siswa yang masuk harus berjaga jarak dengan siswa lainnya, selain imbauan secara langsung, poster-poster agar para siswa terap menjaga jarak dipasang disetiap tembok ruangan.
Tak hanya di luar ruangan, di dalam ruangan pun para siswa harus tetap menjaga jarak. Meja dan kursi pun ditata kembali agar memiliki jarak antara meja satu dan meja lainnya.
Siswa juga wajib pakai masker, faceshild, membawa handsanitizer sendiri, makan dan minum sendiri karna kantin sekolah ditutup sementara di masa pandemi COVID-19.
Selain itu, jika orang tua siswa menghantarkan anaknya, orang tua tidak bisa menunggu di sekolah dan diperkenankan kembali menjemput anaknya setelah PTM selesai.
Dalam kunjungannya, Ema mengapresiasi protokol kesehatan yang sudah diterapkan di sekolah tersebut. Tapi, menurutnya masih banyak sekolah yang harus dipantau bersama jajaran Dinas Pendidikan Kota Bandung dan kewilayahan.
"Pertama, tentunya kami sangat surprice dengan apa yang terjadi hari ini, walaupun kita ada 330 sekolah yang harus dicek. Memang bukan hanya saya, berbagai dengan yang lain, Dinas Pendidikan sudah membagi para petugas dan harus melihat standar yang sudah kita sepakati," kata Ema usai kunjungan.
Ema mengungkapkan, kebijakan PTM akan kembali ditentukan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial dalam rapat terbatas, Jumat mendatang.
"Iya dan tidak, Pak Wali Kota nih yang akan ambil kebijakan, nanti Jumat kita ekspose, iya ala tidak setelah mendengarkan laporan dari kami tentang kesiapan sekolah yang saat ini memang kebijakannya mengarah pada diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas," ungkapnya.
Hasil pantauan di SD dan SMP Santo Yusup, Ema menyebut sekolah tersebut layak menggelar PTM.
"Kami lihat di sini, bahwa yang buat kita tenang sumber daya pendidikan atau pendidik dan tenaga pendidikan di sini sudah sangat paham dan fasih, itu cukup kuat pada anak didik. Anak didik saya cek satu-satu, bawa makanan dan minuman sendiri karena ketika ada PTM tidak ada kantin," sebut Ema.
Ema juga menurunkan, phsycal distancing juga cukup luas, toilet juga sangat juara, air bagus, fasilitas untuk cuci tangan juga luar biasa. Anak-anak saya cek dan ditanya juga bawa handsanitizer.
"Jalur datang dan keluar juga sudah diatur, saya ingatkan orang tua tidak ada alasan apapun menunggu. Kalaupun nanti diiyakan, datang ke sini didrop saja. Mereka tahu bahwa biasanya pulang jam 12 jadi jam 10 nah baru setelah itu jemput lagi," ujarnya.
Kepala Sekolah SD Santo Yusup Yohana Dhita berujar, siswa yang mengikuti ujicoba ini 10 orang yang terdiri kelas 6. PTM digelar dengan kapasitas 30 persen.
"Satu kali pertemuan 2 jam, diberlakukan sift dua kali, hari Senin kelas 1 dan 6, hari Selasa disterilisasi, Rabu kelas 2 dan 4, Kamis disterilisasi, Jumat kelas 3 dan 5," ujarnya.
(wip/mud)