Sebuah bangunan yang menjulang kokoh di seberang pintu keluar Gerbang Tol Baros, Kota Cimahi, membetot perhatian publik. Ada yang tak biasa dari bangunan ini.
Ternyata, bangunan yang rencananya difungsikan sebagai kondominium dan hotel (kondotel) itu mangkrak bertahun-tahun lamanya. Berada di Jalan HMS Mintaredja, Baros, kondotel Royal Tulip itu didesain oleh Ridwan Kamil pada 2011. Namun sayang, pada 2016 pembangunannya terpaksa berhenti setelah menginjak 65 persen.
Kondotel Royal Tulip digadang-gadang akan dijadikan sebagai bangunan termegah di Bandung Raya. Posisinya pun amat strategis, lantaran ada di depan Gerbang Tol Baros I dan II yang menghubungkan Kota Cimahi dengan daerah lainnya.
Berdiri di atas lahan seluas 3,2 hektare, kondotel itu terdiri dari dua bangunan utama. Yakni convention hall dan bangunan hotel setinggi 16 lantai ditambah ruang bawah tanah. Total kamar yang ada di bangunan hotel itu mencapai 400-an kamar.
Usut punya usut, pembangunan kondotel terhenti lantaran perusahaan pelaksana proyek tersebut dinyatakan pailit oleh pengadilan. Tak ada modal, pihak bank kemudian mengambil alih aset dan kini tengah melakukan lelang agar menemukan peminat yang tepat.
"Iya sekarang terbengkalai, karena pembangunannya kan mangkrak sejak 2016. Kalau pembangunan itu mulainya 2011," kata Endang, salah seorang penjaga kondotel Royal Tulip, kepada detikcom, Rabu (2/6/2021).
Untuk menjaga bangunan agar tak dimasuki orang secara sembarangan, kurator dari bank pemilik aset menugaskan beberapa orang warga setempat sebagai petugas keamanan. Mereka berjaga setiap hari selama 24 jam.
"Penjaga ada 6 orang, lalu 3 orang dari kuratornya. Karena kan ada barang-barang hotel, bahaya kalau sampai hilang," ucap Endang.
Lihat juga video 'Resmikan 2 Flyover Bandung, RK: Kalau Bisa 1 Tahun 1 Proyek':
(bbn/bbn)