Romli Suganda (53) hanya bisa terbaring lemas di rumahnya. Pria yang telah menggeluti pekerjaan sebagai loper koran di Pandeglang sejak tahun 1986, itu divonis dokter menderita tumor usus hingga membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Kisahnya bermula saat Ombi -sapaan akrabnya- mengeluhkan sulit buang air besar (BAB) tiga bulan yang lalu. Atas saran keluarga, dia kemudian datang ke klinik terdekat untuk mengecek kondisinya tersebut.
"Waktu itu ngerasanya perut kenceng (kembung) sampai kencing sakit. Itu udah enggak BAB selama beberapa hari," katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (31/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah berobat ke klinik, kondisi Ombi tak kunjung membaik. Sakit yang dia derita ternyata makin bertambah parah hingga Ombi tak bisa BAB di organ pembuangan selama 3 bulan sejak Maret yang lalu.
Karena tak kuat menahan sakit, Ombi akhirnya memeriksakan kondisinya ke RSU Berkah Pandeglang. Saat itu, dokter memvonisnya menderita tumor usus dan harus segera dilakukan tindakan operasi.
"Bapak kondisinya waktu itu udah parah, minum sama makan sedikit saja udah kenyang tapi perut tambah kenceng. Yang paling parah itu pernah dari jam 8 sampai jam 12 malam muntah-muntah, waktu itu udah putus harapan bapak, a," ujarnya.
Sekitar tanggal 12 Mei 2021, Ombi mendapat tindakan operasi dari dokter rumah sakit. Perut sebelah kirinya dibedah dan dipasangkan alat pengganti organ pembuangan supaya Ombi masih bisa BAB dan kencing di alat tersebut.
Sepulang operasi dari rumah sakit, Ombi mengaku kondisinya mulai sedikit membaik. Namun tetap saja, dia harus menahan rasa sakit karena tidak bisa kencing dan BAB seperti orang nomal lainnya.
"Lima hari bapak di rumah sakit, itu pas sebelum Lebaran. Pulang operasi di sana, sampai sekarang masih kayak gini kondisinya, a. Masih sakit kalau kencing sama BAB," ungkapnya.
Kini, Ombi hanya bisa pasrah menahan sakit tumor usus yang dideritanya. Sebelum menderita penyakit tersebut, Ombi menggantungkan hidupnya dari pekerjaan sebagai loper koran dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari.
"Sampingannya dulu sambil ngojek, itu pun enggak seberapa a. Cuma bersyukur aja, sekarang saya pengen bisa cepet sembuh kayak dulu lagi," ucapnya.
Sementara, istri Ombi, Inah Kartika (47) mengaku suaminya belum mendapatkan penanganan lagi setelah pulang operasi dari RSU Berkah Pandeglang. Pihak rumah sakit hanya menyarankan agar suaminya kontrol selama seminggu sekali pasca operasi tersebut.
"Belum kemana-mana lagi setelah dioperasi, cuma disuruh ke RSUD seminggu sekali. Tapi sekarang sudah enggak, di sananya juga enggak di apa-apain soalnya," katanya.
Inah menyebut, pihak rumah sakit sempat memberikan saran agar suaminya dirujuk ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut. Namun, keluarganya mengaku kebingungan karena terbentur dengan biaya perawatan jika harus dibawa operasi ke Jakarta.
"Sebetulnya bapak kalau makan udah mulai normal, tapi saya-nya ngeri lihatnya juga suami punya penyakit tumor usus gitu. Bapak ini kan tulang punggung keluarga, kalau harus dibawa ke Jakarta kami bingung biayanya dari mana. Mudah-mudahan ada yang bisa bantu supaya suami saya sembuh," pungkasnya.
(mso/mso)