Pedagang tahu dan tempe di Pasar Kosambi, Kota Bandung, kembali berjualan. Sebelumnya, mereka mogok berjualan selama tiga hari lantaran harga kedelai mahal.
Sebagaimana di lapak milik Cucu Sutisna. Sudah sejak pagi Cucu membereskan dagangannya. Di lapaknya itu, ia menjual tahu, tempe dan oncom.
"Baru ada tempe, tahunya masih belum datang," kata Cucu, Senin (31/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cucu mengungkapkan, buntut dari harga kedelai mahal, ia terpaksa menaikkan harga dagangannya. Karena, menurutnya, harga tahu dan tempe sudah naik dari perajinnya.
"Tempe ukuran kecil yang sebelumnya Rp 5 ribu, menjadi Rp 6 ribu. Kalau ukuran besar Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu," ujarnya.
Begitupun dengan tahu, kenaikan harga terjadi sekitar Rp 1.000 per bungkusnya. "Ukuran kecil Rp 8 ribu, menjadi Rp 9 ribu. Ukuran besar Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu. Perbungkusnya berisi 10 bijak tahu," ujar Cucu.
Dia mengungkapkan tahu yang dijualnya asal Cibuntu dan tempe dari Kiara Condong. Cucu menjelaskan kenaikan harga tahu dan tempe bukan terjadi sekali ini saja. Melainkan sudah tiga kali terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Tahu yang ukuran kecil per bijinya dari Rp 700 jadi Rp 800, terus jadi Rp 900. Ukuran besar Rp 1.400 per bijinya dan terus naik jadi Rp 1.600," ucap Cucu.
Selain itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah memastikan hari ini pedagang tahu dan tempe sudah kembali berjualan. "Kemarin Hari Minggu sudah mulai produksi untuk dijual hari ini," kata Elly via pesan singkat.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Jawa Barat Muhammad Zamaludin mengatakan harga kacang kedelai masih tinggi. Sehingga, ia memastikan harga tahu dan tempe yang dijual besok harganya akan naik dari biasanya.
Saat ini, harga kedelai per kilogramnya bisa mencapai Rp 10 ribu - Rp 11 ribu di pasaran. Kenaikan harga tersebut meroket dari harga awal Rp 8.000 per kilogramnya.
"Tahu dan tempe (harganya) naik," ujar Zamaludin, Minggu (30/5).
(wip/bbn)