Mahalnya harga keledai berdampak kepada sejumlah perajin dan pedagang tahu-tempe di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Para pedagang yang berjualan di pasar tradisional pun menyiasatinya dengan iris tipis tahu-tempe.
Pedagang tahu-tempe di Pasar Sindangkasih harus menjual tahu-tempe dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Mereka pun mendapat protes dari para pembeli.
"Iya ini ukurannya lebih kecil memang, karena harga kedelainya naik. Jadi, perajin memperkecil ukurannya. Pembeli banyak yang protes, katanya makin kecil terus," kata Eti (50), pedagang tahu tempe di Pasar Sindangkasih, saat ditemui detikcom, Jumat (28/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ukuran tahu-tempe yang diperkecil oleh perajin dilakukan untuk menghindari naiknya harga salah satu makanan sehari-hari masyarakat Indonesia itu. Namun, kata Eti, ada juga perajin yang tidak memperkecil ukuran dan memilih menaikkan harganya menjadi Rp 500 hingga Rp 1.000 dari biasanya.
Eti mengingatkan kepada pembeli agar tidak kaget jika melihat tahu-tempe berukuran tipis saat ini. "Ada juga sih yang ukurannya tetap, tapi harganya naik. Kalau pembeli kan maunya harga murah. Jadi saya minta pembeli jangan kaget sekarang kalau tahu-tempe ukurannya lebih kecil, soalnya kedelainya naik terus harganya," tutur Eti.
Supriadi, pengelola Pasar Sindangkasih mengungkapkan, meski harga kedelai tengah melonjak saat ini, pedagang tahu-tempe tetap berjualan seperti biasa. "Pedagang tahu-tempe itu ada sekitar 15 sampai 20 orang. Saat ini mereka berjualan masih normal, tadi pagi saya lihat masih jualan semua," ucap Supriadi.
(bbn/bbn)