Tak Mogok Produksi, Perajin Tahu-Tempe di Ciamis Perkecil Ukuran

Tak Mogok Produksi, Perajin Tahu-Tempe di Ciamis Perkecil Ukuran

Dadang Hermansyah, Whisnu Pradana - detikNews
Jumat, 28 Mei 2021 13:33 WIB
Perajin tahu dan tempe di Ciamis perkecil ukuran imbas mahalnya harga kedelai
Perajin tahu dan tempe di Ciamis perkecil ukuran imbas mahalnya harga kedelai (Foto: Dadang Hermansyah)
Ciamis -

Perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes karena naiknya harga kedelai sebagai bahan baku. Namun tidak di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, para perajin masih tetap produksi dan tidak ada rencana untuk mogok.

Seperti yang terlihat pabrik tahu dan tempe di Dusun Selaawi, Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jumat (28/5/2021). Para perajin seperti biasanya produksi tahu untuk dijual ke Pasar Cineam dan Pasar Ciamis bahkan Cikurubuk.

Di wilayah tersebut terdapat belasan pabrik tahu sekaligus tempe yang tetap produksi. Meski pun mereka mengeluh harga kedelai yang terus naik. Kini harga kedelai Rp 11.200 dari sebelumnya berkisar antara Rp 7 ribu dan Rp 8 ribu sejak lebaran kemarin sampai sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih tetap produksi, memang sekarang harga kedelai mahal sekali naik signifikan. Kalau penyebabnya tidak tahu, setelah lebaran sampai sekarang naik," ujar Dudi Supriadi, salah seorang perajin tahu.

Dengan naiknya harga kedelai membuat perajin kini tidak mendapat keuntungan sama sekali. Bahkan yang biasanya mendapat untung kini harus dipakai untuk modal membeli kedelai. Dari yang biasa membeli satu karung isi 50 kilogram harganya Rp 350 ribu tapi kini sampai Rp 550 ribu.

ADVERTISEMENT

"Bedanya sampai Rp 200 ribu, memang masih ada lebih tapi jauh dengan sebelumnya. Bagi saya yang penting tetap produksi meskipun untung kecil," ungkapnya.

Guna menyiasati agar mendapat keuntungan, perajin tahu terpaksa memperkecil ukuran tahunya. Ada juga yang menaikkan harga tahu dari yang sebelumnya Rp 4 ribu sekantong kini Rp 5 ribu sekantong.

"Ya begitu konsumen ada yang mengerti harga naik atau ukuran tahu kecil. Tapi ada juga yang tidak mengerti. Tapi sampai saat ini kami tidak berpikir untuk berhenti produksi. Kecuali nanti apabila harga kedelai terus melambung bisa-bisa hancur dan tidak bisa produksi," katanya.

Sementara itu, Mimin, perajin tempe, setelah lebaran ia hanya terpaksa mengurangi produksi tempe. Dari sebelumnya 50 kilogram kini hanya 30 kilogram. Selain itu ukuran tempe yang diproduksi Mimin juga diperkecil.

"Agar tidak rugi jadi saya kurangi produksi sama memperkecil ukuran tempe. Sebenarnya yang paling terasa itu untuk tempe ketika kedelai baik. Bedanya tahu itu kan digiling diolah dulu. Kalau tempe itu langsung produksinya dari kacang," jelasnya.

Harga Tahu-Tempe di Bandung Barat Dinaikkan

Para pedagang tahu dan tempe di Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menjual dua produk olahan kacang kedelai yang paling digemari masyarakat.

Padahal beredar kabar jika produsen tahu dan tempe di berbagai daerah termasuk di Jawa Barat bakal melakukan aksi mogok massal produksi pada Jumat (28/5/2021) hingga Minggu (30/5/2021).

Aksi mogok massal produksi tahu dan tempe itu merupakan buntut dari melambungnya harga kedelai impor yang saat ini menyentuh angka Rp 11 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Panorama Lembang Riyanto (30) mengatakan jika ia tetap berjualan seperti biasa. Konsumen pun masih tetap mencari tahu dan tempe padanya di kala aksi mogok produksi terjadi.

"Tahu dan tempe di Pasar Lembang tetap ada. Karena kalau pedagang itu kan ketika ada stok ya jualan kalau tidak ada baru libur," ungkap Riyanto kepada detikcom Jumat (28/5/2021).

Kendati demikian dirinya menyebut jika harga jual tahu dan tempe ada kenaikan dari harga sebelumnya. Kenaikan sendiri sudah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu dan disepakati oleh semua pedagang di Pasar Panorama Lembang.

"Tapi kita sepakati harganya dinaikkan, sejak hari Selasa kemarin Misalnya yang sebelumnya Rp 4000 itu ukurannya dikecilkan. Terus yang Rp 5000 jadi Rp 6000, yang Rp 6000 jadi Rp 6.500 per 10 pcs," katanya.

Kenaikan harga itu mengundang protes dari para konsumen. Namun Riyanto mengatakan para konsumen akhirnya tetap membeli tahu dan tempe dari kios miliknya.

"Pembeli ya ada yang komplain ada yang pasrah. Tapi kebanyakan akhirnya ya tetap beli, karena kan tahu tempe itu selalu jadi kebutuhan konsumsi setiap orang," tegasnya.
Jika ia dan pedagang lainnya berhenti jualan selama tiga hari, kemungkinan kerugian yang bakal diderita mencapai belasan bahkan puluhan juta.

"Untuk omzet saya sehari sekitar Rp 6 juta, bersihnya Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Kalau libur jualan tiga hari, kemungkinan belasan juta ruginya. Makanya kita main aman saja, tetap jualan tapi harga dinaikkan," tandasnya

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads