Kisah Dayat, Satu-satunya ASN Difabel yang Bertugas di Karawang

Kisah Dayat, Satu-satunya ASN Difabel yang Bertugas di Karawang

Yuda Febrian Silitonga - detikNews
Senin, 24 Mei 2021 23:06 WIB
Kisah Dayat, ASN difabel yang kini bertugas di Pemkab Karawang
Kisah Dayat, ASN difabel yang kini bertugas di Pemkab Karawang (Foto: Yuda Febrian)
Karawang -

Kekurangan tidak dijadikan hambatan bagi Hidayatul Rahman Kasuma. Berstatus ASN difabel di Karawang, ia bertekad mengumrohkan kedua orang tuanya.

Beruntung bagi Dayat nama panggilan akrabnya, program pendaftaran CPNS yang terbuka bagi kaum difabel telah memberikan kesempatan baginya untuk berkompetisi, dan menjadi PNS.

"Banyak saudara, teman-teman, tidak menyangka saya bisa menjadi PNS, bahkan sebelum itu, saya pernah merasa tidak percaya diri untuk bisa memakai seragam Pemkab ini," kata Dayat saat diwawancarai di kantornya, Senin (24/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jauh sebelum memakai seragam PNS, pascalulus kuliah tahun 2017, Dayat bekerja sebagai tukang servis komputer di Bandung. Setiap hari ia selalu berkutat dengan, berbagai perangkat keras komputer. Dengan kekurangan fisiknya, ia tidak merasa minder berhadapan dengan banyak konsumen, bahkan ia merasa sama dengan lainnya.

"Meski fisik saya seperti ini, saya merasa sama dengan yang orang normal lainnya," kata pria, sarjana manajemen informatika ini.

ADVERTISEMENT

Fisiknya yang tidak normal, diakuinya akibat kecelakaan yang dialami ibunya saat mengandung dirinya. Sejak kejadian itu, ia lahir mengalami cacat.

"Dulu waktu ibu mengandung saya, dia kecelakaan, terus di bawa ke pengobatan alternatif, tapi saat lahir saya sudah mengalami kecacatan," jelasnya.

Namun, ia tidak merasa putus asa, atas apa yang dialaminya, hingga ia memutuskan untuk kuliah, dan bekerja.

"Beruntung saya bisa lulus kuliah, dan bekerja meski jadi tukang servis, yang penting bisa menghasilkan sesuatu untuk ditabung, dan dikirimkan kepada orang tua di Padang," katanya.

2 tahun kemudian, pada tahun 2019, ia lalu mencoba peruntungan, dengan ikut tes CPNS.

"Saya saat itu dapat info di berita, katanya ada tes CPNS, dan disabilitas bisa ikutan, saya coba saja," terang pria yang berumur 34 tahun ini.

Berawal hanya mencoba, ternyata Tuhan berkata lain, ia akhirnya lolos CPNS di Bandung dan mendapatkan kuota di Karawang.

"Waktu ikut tes di Bandung, saya awalnya pesimis karena kuota disabilitas itu hanya 3 persen dari total kuota keseluruhan di berbagai kota, dan saingannya banyak," akuinya.

Tapi, pada akhirnya, ia lolos sebagai satu-satunya PNS disabilitas di Karawang, dan bertugas di BKPSDM, bagian pelayanan.

"Alhamdulillah, akhirnya saya lolos jadi PNS, yang bekerja tidak seperti dulu lagi, sekarang lebih berhadapan dengan banyak kertas," ungkapnya.

Kini, setelah satu tahun lebih ia bekerja, ia bisa mengambil satu buah rumah di perumahan Karawang, dan target ke depannya ia tengah menabung untuk mengumrohkan kedua orang tuanya.

"Kalau penghasilan memang tidak seberapa mas, jauh sebenarnya saat menjadi tukang servis, yang setiap bulan terkadang dapat 4 juta sampai 5 juta, tapi memang tidak menentu, tidak seperti PNS, meski gajinya setengah dari pendapatan waktu di tukang servis," katanya sembari tersenyum.

"Memang pada awalnya saya merasa canggung bekerja jadi PNS, tapi Alhamdulillah, rekan-rekan sekeliling di lingkungan PNS selalu mendukung saya, dan tidak membeda-bedakan kondisi saya dengan lainnya," tuturnya.

Setelah, lunasi rumah, katanya ia bertekad untuk mengumrohkan kedua orang tuanya.

"Saya sudah bertekad, mau umrohkan kedua orang tua saya, yang telah mendukung saya, dan mendoakan saya hingga saya bisa seperti ini," tandasnya.

Sementara itu, di tempat sama, Kepala BKPSDM, Asep Aang Rahmatullah mengakui bahwa Dayat merupakan PNS yang rajin, dan patuh akan tugas.

"Saya melihatnya tidak ada kekurangan sedikitpun, ia sama seperti yang lainnya, kekurangan fisiknya itu tidak saya lihat sebagai kekurangan, melainkan kelebihan bagi dirinya, hingga PNS lainnya termotivasi atas kinerja Dayat, yang rajin, dan patuh akan tugas yang diembannya," tandas Aang menutup wawancara.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads