Koordinator Pemetaan Kelautan Badan Informasi Geospasial (BIG) Fajar Triady Mugiarto mengatakan, ada ratusan gunung bawah laut di Indonesia. Namun dari ratusan gunung bawah laut itu, baru 8 gunung bawah laut yang diberi nama.
"Sebenarnya gunung bawah laut itu ratusan ya jumlahnya, itu semua ada di perairan Indonesia. Hanya saja, baru 8 gunung bawah laut ini yang kita telaah dan sepakati bersama namanya," ungkap Fajar, Rabu (20/5/2021).
Delapan gunung bawah laut itu yakni, Gunung Baruna Komba, Abang Komba, dan Gunung Ibu Komba yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT), kemudian ada Gunung Pagai di perairan barat Sumatera serta Gunung Naung, Gunung Maselihe, Gunung Roa, dan Gunung Kawio Barat yang terletak di Sulawesi Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ketua Tim Penyelenggaraan Nama Rupa Bumi Wilayah Laut (NRWL) Dyah Pangastuti mengatakan, ada beberapa gunung bawah laut hasil pendataan beberapa kementerian dan lembaga di Indonesia yang sampai saat ini belum diberinama.
Salah satunya adalah pegunungan hasil survei dan identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Kementerian ESDM.
"Sejauh ini memang data yang kami terima terkait gunung bawah laut itu lebih banyak berasal dari P3GL. Hanya saja belum bisa dinamai semua. Kemarin itu, P3GL mendata 7 gunung bawah laut," kata Dyah kepada detikcom, Kamis (20/5/2021).
Dyah menyebut, 7 gunung bawah laut hasil pendataan P3GL Kementerian ESDM yakni, Gunung Baruna Komba, Abang Komba, dan Gunung Ibu Komba yang berada di perairan Laut Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Gunung Emperor of China, Nieuwerkerk, Yersey reef dan Gunung Banda Api yang berada di perairan Laut Banda.
"Dari 7 gunung bawah laut bawah laut hasil pendataan P3GL itu yang disepakati dalam kegiatan penelaahan bersama itu cuma 3 gunung bawah laut yang memenuhi syarat untuk diberi nama. Sementara 4 gunung bawah laut lainnya itu masih dibutuhkan data tambahan, agar nama dari gunung bawah laut itu memenuhi syarat sesuai Peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2021," kata Dyah.
"Gunung bawah laut hasil pendataan dan survei P3GL yang sudah dinamai dan masuk dalam data BIG itu ada 3, yaitu Gunung Baruna Komba, Abang Komba, dan Gunung Ibu Komba yang berada di perairan Laut Flores Nusa Tenggara Timur (NTT). 4 gunung lainnya belum dinamai dan belum masuk data di BIG," papar Dyah menambahkan.
Jika ditotal, gunung bawah laut yang sudah diidentifikasi dan didata oleh kementerian dan lembaga di Indonesia sedikitnya berjumlah 12 gunung bawah laut. Dari 12 gunung bawah laut itu, 8 di antaranya telah diberinama dan masuk dalam data BIG untuk selanjutnya diajukan ke lembaga pendataan internasional. Sementara 4 gunung bawah laut lainnya belum dinamai karena belum memenuhi aturan sesuai PP Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Nama Rupa Bumi.
4 gunung bawah laut yang belum dinamai itu, lanjut Dyah, belum dipastikan apakah termasuk gunung api atau bukan.
"Nah apakah yang 4 gunung itu adalah gunung api atau bukan kami belum tahu. Kalau 3 gunung yang sudah masuk data kami memang masuk kategori gunung berapi," katanya.
Badan Informasi Geospasial (BIG) beserta sejumlah kementerian serta lembaga di Indonesia berhasil menelaah delapan gunung bawah laut di Indonesia. 8 gunung bawah laut itu merupakan gunung api dan tersebar di Provinsi NTT, Sumatera, dan Sulawesi utara.
"Iya benar, ada 8 gunung api bawah laut berhasil kita telaah dan kita sepakati bahwa itu memang gunung bawah laut. Itu hasil penelaahan BIG dan Kementerian dan lembaga terkait lain di tahun 2020 lalu," kata Koordinator Pemetaan Kelautan Badan Informasi Geospasial (BIG) dikonfirmasi detikcom, Rabu (19/5/2021).
Fajar menyebut, 8 gunung itu tersebar di perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), perairan barat Sumatera dan Sulawesi Utara. Jenis gunung bawah laut ini merupakan jenis gunung berapi. Namun Fajar menyebut, untuk memastikan apakah gunung bawah laut itu aktif atau tidak masih butuh penelitian lanjutan oleh kementerian dan lembaga lain.
(mud/mud)