Belasan tukang penukar uang berbaris di tepi jalan Taman Kopo Indah (TKI), Kabupaten Bandung. Mereka sibuk menjajakan uang kertas kepada setiap pengendara yang ingin menukarkan uang.
Seperti yang dilakukan Samuel Bangun (57). Pensiunan perusahaan swasta itu baru pertama kali mencoba menjadi tukang penukar uang di musim lebaran 2021 ini.
"Ini pertama kali saya coba jadi tukang tukar uang, biasa saya di rumah tiap hari," kata Samuel kepada detikcom, Selasa (4/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun pertamanya ini, ia belum mendapatkan keuntungan yang banyak. Namun, sejauh ini, uang pecahan Rp 75 ribu menjadi andalan ketika ditawarkan kepada calon pembeli.
"Ini nih uang andalan, yang Rp 75 ribu. Soalnya agak sudah dapetnya sekarang," kata Samuel.
Samuel menuturkan, uang pecahan Rp 75 ribu sudah mulai dibatasi. Ketika dirinya akan menukarkan uang ke lembaran uang Rp 75 ribu, pihak bank hanya memberikan 1 - 4 lembar saja.
Untuk mendapatkan lebih banyak, terkadang dirinya menyiasati dengan meminta bantuan orang lain. Mereka ikut mengantre, sehingga mendapatkan kuota uang pecahan Rp 75 ribu.
"Sudah susah sekarang dapet dari bank-nya, saya kemarin ke BCA cuman dapet 1 lembar seorang. Kalau ke BJB bisa dapet 4," ujarnya.
Jelang memasuki lebaran, tukang tukar uang menjamur di pusat keramaian. Mereka menawarkan jasa penukaran uang dengan biaya tambahan sebesar 5 - 10 persen.
"Saya kalau H-10 masih coba di bawah 10 persen. Tapi nanti dekat ke lebaran ya kita coba naikin. Kan permintaannya biasanya banyak," tutur Samuel.
Meski begitu, Samuel tetap mengkhawatirkan dengan beredarnya uang palsu. Maka dari itu, ia selalu teliti ketika ada yang ingin menukarkan uang.
"Saya biasa 3D, cuman kita biasanya ngewaspadai kalo ada orang yang nuker langsung gede. Jadi kita suka minta transfer aja kalo gede," katanya.
(mud/mud)