Sustiawati (sebelumnya ditulis Atik) selamat dari longsoran tebing setinggi 100 meter di Kampung Awilega, Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (1/5) lalu.
Perempuan berusia 35 tahun itu berhasil lolos dari maut setelah memberikan kode dengan membenturkan kepala ke kaca jendela hingga posisi Sutiawati diketahui oleh warga yang melakukan evakuasi tidak lama setelah kejadian.
"Saat kejadian tidak hujan, keadaan panas tiba-tiba ada suara gemuruh enggak sadar kalau itu longsor. Ketika mau lari ternyata pintu sudah tertimbun tanah. Setelah itu saya ikut terseret," kata korban di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Minggu (2/5) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, selain Sustiawati ada dua korban yang berada di dalam rumah. Maman putranya dan Abdul Holik keponakannya, putranya berhasil melarikan diri sementara Abdul Holik ada dalam gendongannya.
"Di rumah ada tiga orang selain saya ponakan dan anak yang gede. Posisi saya di dapur, siap-siap masak begitu ada suara gemuruh saya mencoba buka pintu lalu terseret tanah, anak saya yang gede melarikan diri," tuturnya.
Nyaris seluruh tubuh korban tertimbun hanya menyisakan bagian kepala, sementara keponakan dalam posisi ia gendong.
"Badan saya tertimbun semuanya, ketika ada yang memanggil nama saya. Saya sekuat tenaga membenturkan kepala ke benda di atas saya yang ternyata kaca jendela, kacanya pecah dan warga langsung mengevakuasi sementara keponakan saya dalam gendongan meninggal," lirihnya.
Sutiawati selamat, meskipun begitu ia mengalami luka-luka akibat material longsor. Mata bagian kanannya juga bengkak diduga akibat adanya serpihan yang masuk ke dalam matamya.
"Korban longsor, datang ke rumah sakit kondisi sadar, namun banyak lecet karena tertimbun tanah. Hanya ada lecet dan bengkak ada luka dibagian dalam mata. Akan kita rujuk ke RSUD R Syamsudin SH," kata Agung Apriadi, dokter jaga RSUD Sekarwangi.
(sya/mud)