Kasus tsunami COVID-19 yang terjadi di India menyita perhatian khalayak, tak terkecuali pemerintah di Jawa Barat. Ketua Harian Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan lonjakan kasus penyebaran virus Corona di India dengan tingkat kematian yang tidak terbendung dikhawatirkan terjadi di Tanah Air.
Apalagi, kata dia, jumlah penduduk di Jabar masuk kategori terbanyak di Indonesia. "Kami tak mau kecolongan seperti kasus di India," ucap Daud, Jumat (30/4).
Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan COVID-19, mengingatkan bahwa tragedi yang terjadi di India akibat lalainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. "Ketika India berhasil menekan angka COVID-19, mereka langsung berpuas diri dan abai dengan protokol kesehatan," kata Daud menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerumunan dan kegiatan-kegiatan tradisi tahunan, kata dia, agar dihindari dan tetap menerapkan 3M. "Jika tidak, bisa kita ketahui bersama India sangat mengkhawatirkan. Jadi harus tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan terus menjaga imun tubuh," sambungnya.
Pada kesempatan itu, Daud juga memberikan apresiasi dan motivasi bagi tenaga medis khususnya yang ada di Labkes Jawa Barat. Mereka, kata dia, sudah bekerja keras dalam perjuangan menekan penyebaran COVID-19 di Jabar.
"Saya sangat mengapresiasi kepada Labkes Prov Jabar yang selama ini begitu banyak membantu dalam penanganan COVID-19. Termasuk juga memperoleh data masyarakat yang terpapar virus dari mana saja. Sehingga membantu kita dalam penanganannya," kata Daud.
Terlebih para tenaga kerja di Labkes Jabar telah bekerja selama 24 jam tanpa henti. "Bahkan ketika harus pergi ke luar kota, mereka tak pernah mengeluh dan langsung bergerak cepat. Karena itulah sekali lagi saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pejuang di Labkes Jabar ini," imbuhnya.
Sekedar diketahui, Labkesda Jabar telah menjadi garda terdepan selama pandemi COVID-19. Beberapa layanan yang berkaitan dengan COVID-19 telah terlaksana seperti metode polymerase chain reaction (PCR) sebagai metode pendeteksi. Kemudian berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, real time PCR, hingga interpretasi.
(mso/mso)