Melihat Fin Komodo, Kendaraan Pelibas Segala Medan Made In Cimahi

Melihat Fin Komodo, Kendaraan Pelibas Segala Medan Made In Cimahi

Whisnu Pradana - detikNews
Rabu, 28 Apr 2021 03:50 WIB
Melihat kendaraan fin komodo buatan asli warga Cimahi
Melihat kendaraan fin komodo buatan asli warga Cimahi (Foto: Whisnu Pradana)
Cimahi -

Kondisi topografi Indonesia yang berupa kepulauan dengan banyaknya hutan hingga gunung dengan aksesibilitas yang tak sepenuhnya rata bahkan sulit diakses ternyata mampu dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan.

Seperti yang dilakoni Ibnu Susilo (60). Pria asal Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi itu sukses menciptakan kendaraan segala medan untuk menjelajah wilayah dari Sabang sampai Merauke dengan infratruktur yang masih buruk.

Di workshopnya di Kota Cimahi, Ibnu memproduksi kendaraan berjenis Utility Vehicle (UTV) yang ia beri nama Fin Komodo. Fin Komodo murni dirancang, dirakit, hingga bisa digunakan semuanya melalui tangan-tangan kreatif anak bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Infrastruktur di Indonesia hanya 4,7 persen yang sudah sangat bagus, sisanya itu jalan desa, perkebunan, hutan, dan tambang. Engga ada sarana memadai untuk aksesibilitas. Akhirnya saya bikin kendaraan untuk medan-medan itu," ungkap Ibnu kepada detikcom, Senin (26/4/2021).

Perjalanan pembuatan kendaraan segala medan itu diawali pada tahun 2004. Kala itu Ibnu masih bekerja di PT Dirgantara Indonesia sebagai perancang pesawat. Namun ada keresahan dalam dirinya tatkala melihat Indonesia saat itu belum memiliki budaya teknologi dan amat ketergantungan pada produk luar negeri.

ADVERTISEMENT

Namun di balik alasan utama itu, ternyata ada dorongan dari mendiang BJ Habibie yang kala itu jadi bosnya di PT DI. Habibie bercerita jika kekalahan Jerman pada perang dunia ke dua, memicu para insinyur nya menciptakan mobil kecil segala medan. Hal itu pula lah yang kemudian memicu Ibnu.

"Kalau kita tidak punya budaya teknologi kita tidak akan maju sampai kapanpun. Kita ingin punya produk sendiri, dan mendatangkan uang negara lain ke Indonesia. Akhirnya modal itu berputar di kita," terangnya.

Singkat cerita ia mengundurkan diri dari PT DI. Lalu tahun 2005 ia pun melakukan riset pasar. Kemudian tahun 2006, Ibnu mulai membuat desainnya hingga akhirnya prototype Komodo dirancang tahun 2007. Setahun berselang atau tepatnya tahun 2008 jadilah Komodo generasi pertama yang menandai keberhasilan Ibnu mewujudkan cita-cita idealnya.

"Mobil ini menjangkau dua visi saya tadi. Bentuknya yang seperti ini hemat dan mudah perawatan. Rancangannya persis seperti pesawat. Mobilnya ringan, lentur, lincah, dan power tidak terlalu besar," terangnya.

Usai mobil Komodo seri pertama berhasil diciptakan, tahun-tahun berikutnya pria lulusan Teknik Mesin ITS itu melakukan penyempurnaan pada generasi kedua, ketiga, keempat, hingga generasi kelima. Namun masalahnya, produksi mobil Komodo kala itu amat minim, hanya tiga unit dalam jangka waktu setahun.

"Saat itu, semua sparepart kita produksi sendiri bersama rekan-rekan sehingga memakan waktu dalam menyelesaikan setiap unitnya. Setahun itu hanya bisa tiga unit," ceritanya.

Kemudian, Ibnu mulai membina pelaku UMKM di berbagai wilayah seperti Kota Cimahi, Purwakarta, dan Kota Bandung untuk membuat berbagai kebutuhan produksi Fin Komodo. Total ada 92 UMKM hasil binaan yang kini menjadi penyuplai tetap sparepart Komodo.

"Jadi semua komponennya lokal karena kita bina UMKM. Mulai dari yang bikin jok, stir, suspensi, dan sebagainya. Dengan adanya 92 UMKM, dari produksi tiga unit setahun, jadi satu unit setiap tiga hari. Berubah drastis kan karena konsep pembinaan UMKM ini. Itu juga mewujudkan visi saya bangsa yang berbudaya teknologi," bebernya.

Kendaraan Komodo pertama yang diciptakannya merupakan seri KD 250X. Mobilnya diujicoba di medan yang terjal. Saat itu pula ada seseorang dari Riau yang tak sengaja melihat aksi Komodo melibas jalur ujicoba. Kendaraan dengan suspensi Fully Independent Double Woshbone dengan Per Keong itu tetap stabil meski melalui medan yang terjal.

"Mobil pertama kita itu dibuatnya setahun, lalu kita ujicoba ternyata ada yang tertarik. Dia akhirnya pesan dan kita bikin yang baru dalam waktu setahun juga. Harganya waktu itu Rp 37 juta," katanya.

Kini Ibnu beserta 7 insinyur dan 33 teknisi di pabrikan Fin Komodo terus berkembang dan lebih mapan. Mereka mampu memproduksi tiga jenis kendaraan Komodo dengan peruntukkan yang berbeda mulai dari Medevac khusus pengantar pasien atau korban bencana yang tidak bisa dijangkau kendaraan konvensional.

Kemudian Komodo Damkar yang merupakan varian dalam penanggulangan awal titik kecil api, hingga varian Patroli untuk memantau daerah terisolir tanpa bantuan kendaraan lainnya.

"Harganya sekarang Rp 110 juta per unit. Paling terjauh itu sudah terjual ke Afrika," kisahnya.

Sadar zaman terus berkembang, Ibnu mulai merancang Komodo dengan tenaga listrik sebagai bahan bakarnya. Kendaraan yang diberinama Fin Komodo Bledhex itu kini mejeng di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads