Hobi yang kita senangi ternyata bisa mendatangkan cuan jika digeluti secara serius. Ditambah kreatif dan mampu melihat peluang yang tersaji di baliknya.
Nampaknya hal itu benar-benar dipraktikkan oleh Dicky (30). Warga Kampung Babakan Jati, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu kini tengah fokus membesarkan usaha mastering burung kenari.
Berawal dari hobi memelihara burung kenari, dirinya melihat peluang bisnis yang bisa menjanjikan raihan pundi-pundi rupiah dari usahanya tersebut. Apalagi belum banyak orang yang melakoni sektor usaha yang sama dengan dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di halaman rumahnya yang cukup luas, total ada 12 ekor burung kenari yang sedang 'dididik' oleh Diki. Burung-burung itu milik para penghobi yang berasal dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan terdekat dari Lembang itu sendiri.
"Tentunya dari hobi dulu dan juga karena pengalaman. Kebetulan juga sering ikut kontes burung akhirnya saya coba-coba buka mastering kenari sejak awal pandemi COVID-19," ungkap Diki kepada detikcom, Minggu (25/4/2021).
Jenis kenari yang ada di sekolah burung Mastering Cibodas Canary (MCC) dan sedang menjalani pembelajaran suara di antaranya Yorkshire, F1, F2, Scotch Fancy, Larquet, dan silangan dari jenis-jenis kenari tersebut.
Dicky mengatakan burung kenari yang disekolahkan tersebut bakal mendapatkan materi tentang penguasaan suara burung dari jenis lain seperti suara burung Sanger, Wamei atau Wamby, Jalak Suren, dan Black Crout.
"Dari usia burung masuk ke sini 1,5 bulan sampai 2 bulan atau pola burung sudah makan biji dan harus jantan. Untuk pelatihan butuh lima bulan, sebelum lima bulan sudah terbentuk pola suaranya. Untuk maksimal tidak terbatas," terangnya.
Selama menjalani sekolah, burung-burung itu mendapatkan perawatan yang normal. Yang membedakan yakni mereka dijauhkan dari burung kenari lainnya karena bisa mempengaruhi isian suara pada burung yang sedang dimastering tersebut.
"Perawatannya sama, pagi-pagi dijemur dulu lalu malam nanti masuk ke ruangan atau kelas untuk dapat mastering suara. Minimal mereka terbentuk settingan suara isian, tapi kalau ketemu dengan kenari biasa, nanti suara mereka bakal balik ke settingan awal," bebernya.
Ke depannya Dicky bakal lebih mempopulerkan sekolah burung kenari yang saat ini masih terbatas pada mastering burung dari komunitas kicau mania. Apalagi burung-burung kontes ini bakal memiliki nilai jual lebih tinggi jika memiliki prestasi.
"Untuk sekarang masih untuk rekan-rekan komunitas kicau mania, nantinya akan dipublikasikan lagi. Kedepannya nanti akan ada sertifikat sebagai legalitasnya. Untuk mastering ini harganya mulai dari Rp 500 ribu dan jutaan tergantung jenis masteringnya," pungkasnya.
(mso/mso)