Kecamatan Lembang menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak di Kabupaten Bandung Barat. Hingga saat ini tercatat ada 1.154 kasus COVID-19 di kecamatan tersebut.
Setelah Lembang, Kecamatan Ngamprah menjadi penyumbang terbanyak kedua dengan 941 kasus. Kemudian Kecamatan Padalarang dengan 649 kasus.
Sementara saat ini kasus COVID-19 di Bandung Barat totalnya mencapai 5.434 kasus. Rinciannya 536 orang positif aktif, 4.833 orang dinyatakan sembuh, dan 69 orang meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan lengah dan jangan berpergian dulu, karena sekarang mudik juga dilarang. Takutnya, ketika sesudah musim liburan tren kasusnya naik seperti pengalaman yang sudah-sudah," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat Asep Sodikin, Kamis (22/4/2021).
Upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 yakni dengan memperpanjang pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro selama dua pekan ke depan mengikuti kebijakan pemerintah pusat.
"PPKM cukup efektif mencegah penyebaran COVID-19 di kalangan masyarakat, termasuk dengan didukung upaya vaksinasi dan ini masih penting dilakukan," bebernya.
Proses vaksinasi COVID-19 hingga saat ini masih terus berjalan. Pihaknya juga masih getol melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan.
"Sekarang kita masih terus lakukan vaksinasi COVID-19 untuk lansia dan pelayan publik. Karena jatahnya terbatas jadi progresnya agak lama," tandasnya.
Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bandung Barat menyebut baru 5 persen dari sekitar 6.098 lansia yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama. Untuk lansia yang telah menjalani vaksinasi dosis II baru sebanyak 561 orang.
"Untuk sekarang baru 6.098 lansia yang divaksinasi dosis I dan 561 yang sudah dosis II. Padahal targetnya itu sebanyak 143.180 orang lansia," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat Eisenhower Sitanggang melalui Kepala Bidang P2P Mulyana saat dihubungi detikcom, Kamis (22/4/2021).
Pihaknya mengatakan kendala pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk lansia yakni keterbatasan jumlah dosis vaksin yang diterima. "Sasarannya banyak tapi vaksinnya yang terbatas. Untuk yang sekarang saja sisa 11 dosis lagi. Katanya mau datang minggu depan, itu juga belum tahu berapa yang bakal kita terima jadi wajar progresnya lama," jelasnya.
Rendahnya vaksinasi COVID-19 untuk lansia juga disebabkan banyak yang meminta vaksinasi ditunda waktunya menjadi setelah bulan Ramadhan. Hal tersebut karena para lansia menyebut ingin fokus beribadah pada malam hari.
"Sebetulnya waktu vaksinasi itu fleksibel. Hanya saja untuk lansia mesti melihat kondisi kesehatan mereka, bisa pagi atau malam. Tapi kalau malam dari beberapa laporan Puskesmas lansia ini ingin fokus beribadah," jelasnya.
(mso/mso)