Pengamatan rukyatul hilal yang dilakukan di Pusat Observasi Bulan (POB) Cibeas, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menampilkan hilal dengan penampakan yang sangat jelas.
Mumammad Yahya, ahli hisab Sukabumi sekaligus tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) mengatajab hilal terlihat sekitar pukul 17.55 WIB dengan durasi selama 1 menit 45 detik.
"Alhamdulillah hilal terlihat, banyak yang melihat hilal di 17.55 WIB, lebih dengan lama hilal tetlihat karena keburu masuk awan kurang lebih 1 menit 45 detik. Mudah-mudahan dengan terlihat di Palabuhanratu, bisa jadi kontribusi di dalam itsbat menetapkan awal ramadhan," kata Yahya kepada awak media, Senin (12/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yahya, pihaknya sebatas memberikan laporan dan nanti penentuan awal Ramadhan akan dilakukan sidang istbat oleh BHR pusat.
"Kami hanya memberikan laporan untuk penentuan nanti oleh bapak Menteri Agama yang memastikan awal Ramadhan. Tadi hilal dilihat secara manual, karena kalau dengan alat di awal terbenam matahari tidak akan tertangkap karena (posisi) sinar matahari lebih tinggi," sambungnya.
Dalam laporannya, di POB Cibeas Kab. Sukabumi dengan titik Markaz -7 derajat 1 menit 44,6 detik LS, 106 derajat 33 menit 27,8 detik. Rukyatul hilal dimulai pukul 17:54:25,98 setelah terbenam matahari selama 14 menit 44 detik.dengan hasil HILAL TERLIHAT pada pukul 17:55 selama 1 menit 45 detik.
Untuk tim ahli yang memberikan kesaksian dan sudah diambil sumpahnya oleh hakim pengadilan agama Cibadak adalah K.H Muhammad Yahya (ponpes Daarul hikam - Sukaraja), K.H Aceng Firdaos (ponpes Daarul Hakim - Cikembar) dan K.H Asep Saprudin (ponpes Daarul hakmal - Palabuhan ratu)
Hasil Rukyatul Hilal dan sidang Isbat ini dilaporkan ke kementerian agama RI untuk rujukan untuk penetapan tanggal 1 Ramadhan 1442 H.
Pemantauan di Garut Terhalang Awan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung melakukan pengamatan Hilal penanda awal Ramadan 1443 Hijriah di POB Cikelet, kabupaten Garut bersama dengan Kementerian Agama Kabupaten Garut, PWNU Jawa Barat, LAPAN, serta Pusat Observasi Falak Jama'ah Muslimin (Hizbullah).
Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, hilal tak terlihat dan tertutup awan di wilayah Garut. "Enggak, tertutup awan. Hilal tidak teramati karena tertutup awan tebal," ujar Ayu sapaan akrab Teguh Rahayu kepada detikcom, Senin (12/4/2021).
Lebih lanjut, penentuan waktu hilal didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. BMKG sebagai institusi pemerintah berdasarkan UU nomor 31 Tahun 2009 tentang MKG memiliki tugas dan fungsi yang salah satunya adalah memberikan pelayanan data tanda waktu dalam penentuan awal bulan Hijriah.
Pada tanggal 12 April 2021, matahari terbenam di Cikelet pukul 17.48 WIB dengan tinggi hilal sebesar 3 derajat 12 menit 56 detik. Elongasi wilayah Cikelet, Garut memiliki nilai Elongasi sebesar 4 derajat 23 menit 37 detik.
Umur Bulan di wilayah Cikelet, Garut adalah 08 jam 18 menit 10 detik dengan FIB sebesar 0,15 persen. Mekanisme pengamatan atau rukyat Hilal penentu awal bulan Qomariah (Hijriyah) oleh BMKG dengan memanfaatkan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
"Berdasarkan data Hilal awal Ramadhan 1442 H pada 12 April 2021 di Cekelet, Garut, maka Hilal awal Ramadhan 1442 H berpotensi kecil hingga sedang untuk dapat teramati jika cuaca cerah, terutama di ufuk sebalah Barat," pungkasnya.
(sya/mud)