Jelang PTM, Masih Banyak Guru di Cimahi-Tasik Belum Vaksinasi COVID-19

Jelang PTM, Masih Banyak Guru di Cimahi-Tasik Belum Vaksinasi COVID-19

Whisnu Pradana, Deden Rahadian - detikNews
Rabu, 31 Mar 2021 12:55 WIB
The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.
Ilustrasi (Foto: iStock)
Cimahi -

Pemerintah Kota Cimahi sudah mengusulkan sebanyak 4.658 guru dan tenaga pendidik untuk menjalani vaksinasi COVID-19 sebagai persiapan menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas Juli 2021.

Dari jumlah tersebut sebanyak 3.090 orang guru dan tenaga pendidik sudah menjalani vaksinasi COVID-19 dosis I dan II. Sementara sisanya baru menjalani vaksinasi dosis tahap I dan mesti menunggu interval 28 hari sebelum menjalani vaksinasi dosis tahap II.

"Pelaksanaan vaksinasinya itu tiga gelombang, gelombang satu 200 orang, yang kedua 1.894, yang ketiga 996. Jumlah itu sudah vaksinasi dosis II. Sisanya 1.568 dosis keduanya nanti 21 April karena ada perubahan interval dari 14 hari jadi 28 hari," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi Harjono saat dihubungi detikcom, Rabu (31/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 4.658 guru dan tenaga pendidik yang diusulkan untuk menerima vaksinasi COVID-19 tidak semuanya bisa menjalani vaksinasi karena beberapa faktor terutama kesehatan.

"Dari yang diusulkan tidak semua bisa divaksin karena ada yang komorbid, ada yang lagi hamil, program hamil, dan penyintas karena baru sembuh. Jumlah yang tidak bisa divaksin itu sedang dikumpulkan, nanti dipisahkan dengan yang menunda vaksin karena minggu berikutnya bisa divaksin," terang Harjono.

ADVERTISEMENT

Sementara untuk guru SMA/SMK dan MA serta MTs pihaknya meminta data dari Kantor Cabang Dinas (KCD) dan Kementerian Agama. Hal itu karena SMA/SMK kewenangannya ada di bawah Provinsi Jawa Barat.

"Untuk SMA/SMK sudah minta data by name by address ke KCD 7 termasuk ke Kemenag. Dr KCD itu untuk SMA/SMK ada 500 orang, dari MA dan MTs baru 600. Estimasi SMA/SMK itu 1200 orang. Nanti angkanya disampaikan ke Dinas Kesehatan karena targetnya semua guru itu bulan Juni sudah divaksinasi," jelasnya.

Harjono mengatakan jika pihaknya merencanakan simulasi PTM terbatas pada bulan Juni mendatang setelah semua guru divaksinasi, sekolah melengkapi prasyarat PTM terbatas, dan izin orangtua didapat.

"Rencananya di bulan Juni akan simulasi PTM terbatas, setelah daftar periksa dilengkapi, guru divaksin, izin orangtua ada. Simulasinya latihan anak-anak masuk sekolah, belum ada pembelajaran. Baru Juli sudah melakukan PTM terbatas," tegasnya.

Saat ini pihaknya segera mengajukan nota dinas di Plt Wali Kota Cimahi sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) penangananCOVID-19. "Mudah-mudahan hari ini bisa mengajukan nota dinas ke Wali Kota, karena yang memutuskan PTM terbatas bisa berjalan atau tidak adalah Ketua SatgasCOVID-19,"pungkasnya.

Baru 50 Persen Guru Divaksinasi

Pasca temuan klaster pendidikan di Sekolah Kejuruan Pertanian dan Pembangunan di Kota Tasikmalaya, ternyata proses vaksinasi guru masih belum 100 persen. Satgas Covid 19 Kota Tasikmalaya menyatakan baru sekitar 50 persen guru yang divaksin.

Mereka merupakan guru Pendidikan Usia Dini, Guru Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga Dosen. Namun akibat keterbatasan vaksin, proses penyuntikan masih bertahap.

"Untuk vaksinasi guru sudah kami running, sudah kami terus menerus walau belum 100 persen. Guru mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Dosen. karena vaksin terbatas kita belum bisa tervaksin semua baru 50 persen ke atas yang sudah divaksin."Kata Dr. Asep Hendra, Kabid P2P Dinkes Kota Tasikmalaya ditemui di Kantornya Rabu (31/03/21).

Jelang sekolah tatap muka, klaster pendidikan sudah terjadi sebelum tatap muka di Kota Tasikmalaya.

Belasan tenaga pendidik, staff tata usaha dan siswa smk negeri pertanian dan pembangunan di tasikmalaya jawa barat terpapar covid 19 pertengahan Februari lalu. Penularan terjadi akibat salah seorang staff yang alami gejala covid 19, memaksa masuk kerja. Bahkan, ia turut serta dalam kegiatan syukuran peresmian toko salah satu tenaga pengajar yang memicu kerumunan.

Pasca pasien pulih dan dinyatakan negatif, sekolah kejuruan ini tampak lengang, Rabu (31/03/21). Hanya, beberapa orang tenaga pendidik yang terlihat beraktivitas di sekolah. Tempat cuci tangan juga tersedia di depan kantor guru dan beberapa ruang belajar.

Celah penularan covid 19 terjadi akibat abai penerapan protokol kesehatan di sekolah.

"Celah penularan ada dimana saja apalagi abai prokes yah."Pungkas
dr. asep hendra, kabid p2p dinas kesehatan kota tasikmalaya.

Orang Tua siswa mengaku khawatir terjadi penularan dari guru. Mereka berharap agar pelaksanaan Tatap muka dijalankan saat 100 persen guru divaksin.

"Khawatir guru OTG nularin keanak. Tatap muka setuju juli dengan syarat semua guru sudah vaksin."Kata Irpan, orang Tua siswa.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads