Jaga Asupan Makanan Anak ala Emak-emak 'Omaba'

Jaga Asupan Makanan Anak ala Emak-emak 'Omaba'

Baban Gandapurnama - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 10:42 WIB
Omaba Bandung
Emak-emak Ojek Makanan Balita (Omaba) di Kota Bandung. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)
Bandung -

Sari beranjak membuka pintu pelan-pelan. Dia menyambut ramah sejumlah orang bermasker yang bertandang ke rumah kontrakannya di kawasan Riung Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Wajah Sari semringah.

"Hatur nuhun (Terima kasih), " ucap Sari berbahasa Sunda saat tangan kanannya meraih kotak plastik berisi makanan.

Putrinya malu-malu melihat kedatangan kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan petugas Kelurahan Cisaranten Kidul. Bocah itu menyembunyikan wajah sambil mendekap erat Sari yang menggendongnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya ini usianya satu tahun," kata Sari.

Jumat pagi, 19 Maret 2021, sebanyak 25 paket makanan khusus warga prasejahtera disebar ke beberapa titik di wilayah Cisaranten Kidul. Penerimanya terdiri 15 anak bawah tiga tahun (batita), 5 ibu hamil dan 5 ibu menyusui. Bagi-bagi makanan bergizi dan bernutrisi gratisan bertajuk Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat (Tanginas) ini dibesut Pemkot Bandung.

ADVERTISEMENT

Sari salah satu penerima program Tanginas. Sang buah hatinya menyantap makanan sehat yang disuplai aparat kewilayahan setempat sejak Februari 2021. Seminggu sekali bantuan makanan ini mengalir untuk menjaga gizi anak serta ibu hamil dan menyusui.

"Makanan ini yang kelima kalinya saya terima. Ya sangat membantu dan bermanfaat untuk gizi anak," tutur Sari.

Omaba BandungLurah Cisaranten Kidul Erwin Fansori dan pengurus PKK saat memberikan olahan makanan sehat kepada balita. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

Nining, warga lainnya, mengungkapkan hal senada. Ibu satu anak ini terdaftar sebagai warga penerima Tanginas.

"Manfaatnya ya asupan bertambah. Anak juga lahap makannya dan mudah dicerna," ujar Nining.

Lurah Cisaranten Kidul Erwin Fansori menganggarkan dana Pemberian Makanan Tambahan (PMT) guna menggeliatkan program Tanginas di 15 rukun warga (RW) dan 84 rukun tetangga (RT) yang masuk wilayah kerjanya. PMT dibagikan kepada balita dalam bentuk makanan yang aman dan bermutu serta mengandung nilai gizi.

"Tujuannya menangani dan mengantisipasi terjadinya gizi buruk. Saat ini di Cisaranten Kidul tidak ada balita gizi buruk. Tercatat sekarang hanya ada dua anak yang kategori gizi kurang. Dua anak itu kita bantu dengan pemberian makanan sehat," ucap Erwin kepada detikcom.

Mulusnya aktivitas Tanginas, menurut Erwin, berkat kegigihan emak-emak tergabung Ojek Makanan Balita (Omaba). Mereka gesit menyiapkan olahan makanan pilihan dengan kandungan gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kesehatan anak.

"Omaba sudah lama berkecimpung menangani gizi dan stunting di Cisaranten Kidul," kata Erwin.

Lihat juga video 'Tekan Penyebaran Corona di Solo, Gibran Bagikan Masker-Makanan Bergizi':

[Gambas:Video 20detik]



Kiprah Omaba

Ingatan sembilan tahun silam membuat Nining Herningsih mengelus dada kala mengetahui 23 anak balita di Kecamatan Gedebage terindikasi gizi buruk. Berbekal data tervalidasi dari pihak puskesmas dan posyandu, ia serta sejumlah warga bermanuver cepat. Kader PKK dan pengajian ini selaras merapatkan barisan dan bertekad memberantas gizi buruk.

Kecamatan Gedebage menempati bagian timur Kota Bandung. Luas wilayahnya 9,78 kilometer persegi dan memayungi empat kelurahan. Ada Kelurahan Rancabolang, Rancanumpang, Cisaranten Kidul, dan Cimincrang.

Cerita anak-anak bermasalah dengan gizi itu melahirkan gerakan sosial bernama Omaba yang dicetuskan Soni Sondari, Heni Mustika dan Vita Fatimah. Beberapa perempuan paruh baya lainnya, termasuk Nining, bersepakat menggelorakan Omaba.

Mereka meluangkan waktu, energi, dan uang demi tumbuh sehatnya generasi penerus bangsa. "Modal kami kemauan. Kami sepakat mengolah makanan sehat tanpa bahan pengawet dan Msg (penyedap rasa)," ucap Nining.

Butuh waktu tiga bulan memantau anak-anak gizi buruk itu. Nining turun langsung mendistribusikan makanan ke rumah masing-masing balita. "Saya jadi ojeknya (antar makanan pakai sepeda motor), menyusuri gang dan melewati sungai. Selama 90 hari berturut-turut kami memberikan makanan sehat untuk pemulihan anak," ujarnya.

Omaba BandungAktivitas ibu-ibu di Dapur Omaba Bandung. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

Aksi Omaba tidak sia-sia. Angka gizi buruk di Kecamatan Gedebage berhasil ditekan secara bertahap.

"Sejak 2016 hingga sekarang tidak ada lagi kasus anak gizi buruk di Gedebage," kata Nining.

Tugas mulia memulihkan gizi anak ala emak-emak Omaba telah menguatkan rantai kepedulian. Bukan hanya menjaga asupan makanan, mereka bergandengan tangan mencegah stunting.

"Kami semuanya bekerja dengan hati," ucap Nining.

Kiprah Omaba makin berkibar. Inovasi di bidang pelayanan kesehatan ini membetot perhatian khalayak. Pada 2016, Ridwan Kamil, yang saat itu menjabat wali kota Bandung, meresmikan Dapur Obama yang memperoleh sokongan program CSR dari salah satu perusahaan pelat merah. Setelah itu, Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelontorkan anggaran untuk menopang eksistensi Omaba.

Dapur Omaba berlokasi di Jalan Riung Mulya Raya, Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. "Tiap hari kami menyiapkan olahan makanan sehat. Dapur umum ini dikelola swadaya," ucap Marliyani, bendahara Omaba.

Sekumpulan emak-emak Omaba ini berbagi peran. Tugasnya menjadi juru masak, mendata anak gizi buruk dan kurang, serta mengantar makanan. Terdapat tiga tim yang melekat bersama Omaba. Tiap harinya dua juru masak menyajikan olahan makanan sehat.

Tiap hari kami menyiapkan olahan makanan sehat. Dapur umum ini dikelola swadaya.Marliyani, bendahara Omaba.

Pagi itu, Jumat 19 Maret 2021, detikcom melihat langsung kesigapan tiga ibu berkerudung corak polkadot dan berkaus hijau di dapur Omaba. Mereka kompak memakai celemek bertuliskan 'OMABA'. Dua orang cekatan memasak aneka makanan, satu orang lainnya mengemas santapan ke dalam kotak.

"Kami memasak makanan harian yang biasanya dimakan oleh anak usia balita. Ada sayuran, lauk pauk, buah-buahan dan puding. Makanannya mengandung karbohidrat dan protein," tutur Marliyani.

Ahli gizi turut membantu merekomendasikan jenis makanan sehat serta memantau perkembangan kesehatan balita gizi buruk dan kurang. "Untuk validasi soal kondisi balita itu melibatkan ahli gizi. Soal menu masakan, kami juga konsultasi dengan ahli gizi," katanya.

Ruang gerak pegiat Omaba menjadi terbatas semenjak pandemi virus Corona atau COVID-19 melanda Indonesia. Namun keadaan tersebut tidak menghentikan aktivitas pelayanan.

"Kami hanya mengurangi interaksi langsung. Kalau membagikan makanan untuk balita gizi kurang tetap dilakukan. Selain itu, kami juga memberikan edukasi kepada orang tua balita berkaitan makanan bergizi," kata Marliyani.

Derap kegiatan Omaba mengundang atensi dunia. Pemkot Bandung mengumumkan inovasi Omaba, yang fokus menangani masalah gizi buruk ini, sukses membawa Kota Bandung menduduki 15 besar pada ajang penghargaan Guangzhou International Award 2021.

Edukasi dan Literasi Gizi

Gizi buruk dan stunting menerpa negeri ini. Presiden Jokowi menitahkan jajarannya segera bergerak menekan angka stunting. Jokowi pun menunjuk Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting.

Stunting merupakan problem gizi kronis pada balita dengan tanda-tanda tinggi badan yang lebih pendek. Stunting berdampak memengaruhi tingkat kecerdasan anak.

BKKBN memperkirakan pada empat tahun mendatang sekitar tujuh juta bayi baru lahir terkena stunting jika angkanya tidak susut. Sebab itu, angka stunting di Indonesia diproyeksikan harus menyentuh 14 persen atau 3,4 juta bayi pada 2024.

Penanganan stunting di Indonesia hingga 2024 itu mengacu kepada UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Untuk mencapai target angka 14 persen itu, penurunan stunting setiap tahunnya harus mencapai 2,7 persen.

Dokter spesialis gizi klinik, Diana Sunardi, mengatakan siklus stunting berawal dari status gizi tidak maksimal yang dialami remaja putri sehingga pada masa kehamilannya menjadi kurang baik. Diana menyinggung soal anemia yang menjadi tantangan lintas generasi, sebab anemia ini masalah serius di Indonesia.

"Masalah kurang anemia zat besi ini akan menghasilkan bayi kurang berat badan. Akhirnya, nutrisi balita kurang baik, sehingga berisiko mengalami pendek atau stunting," ujar Diana dalam webinar bertajuk 'Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi' yang ditayangkan di saluran YouTube akun Nutrisi Bangsa pada 1 Februari 2021.

Menurut Diana, pertumbuhan seorang anak dipengaruhi berbagai macam, yang antara lain asupan protein, vitamin, karbohidrat dan kalsium. Selain itu, dia mengingatkan pentingnya tubuh menyerap zat besi. "Jangan lupa, salah satu faktor penting yaitu zat besi. Zat besi tak hanya untuk sel darah merah atau anemia, tapi untuk pertumbuhan," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Diana mengungkapkan ciri-ciri gejala anemia pada anak-anak. Biasanya sang anak menjadi rewel, tubuh lemas, kepala pusing dan nafsu makan berkurang. Dampak kondisi tersebut mengakibatkan anak mengalami gangguan konsentrasi dan pertumbuhan, bahkan tidak aktif bergerak.

"Jangka panjangnya bagi anak-anak akan mengurangi daya tahan tubuh, infeksi meningkat dan kebugaran turun. Akibatnya prestasi akan berkurang," kata Diana.

Penyebab anemia kurang zat besi pada anak, menurut Diana, pemicunya antara lain karena pemilihan dan asupan makanan yang tidak bervariasi. Maka itu, dia menegaskan, masyarakat perlu mempertajam literasi bahan makanan yang mengandung sumber zat besi yakni hewani dan nabati. Hewani berupa daging sapi, domba dan ayam. Nabati terdiri bayam, wortel, kangkung, tempe, tahu, brokoli, jamur, daun singkong, dan kacang buncis.

"Anak balita butuh sekitar tujuh miligram dari zat besi. Jadi, cukup makan hati ayam satu buah, sudah terpenuhi. Nabati yang mengandung zat besi tinggi yaitu daun-daun hijau. Untuk optimalkan harus dikonsumsi bersama makanan yang dapat meningkatkan penyerapan yaitu vitamin C seperti jambu biji, mangga dan jeruk," tutur Diana.

Pemerintah mencanangkan kesehatan berkelanjutan lintas usia, mulai balita, remaja hingga ibu hamil. Tujuannya agar mata rantai permasalahan nutrisi Indonesia dapat terselesaikan.

Tentunya butuh peran semua pihak, termasuk swasta, guna mewujudkan masyarakat sehat dan berprestasi. Danone Indonesia salah satu komponen swasta yang turut andil dalam kepedulian kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia.

"Gizi tak terlihat, tapi sangat penting. Karena gizi menentukan kualitas generasi Indonesia ke depan. Kami fokus bersama-sama dengan pemangku kepentinga lain dalam membantu pemenuhan dan perbaikain gizi masyarakat," kata Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, melalui tayangan webinar yang sama.

Pihaknya menekankan edukasi kepada masyarakat dengan menggulirkan sejumlah program. Ada program 'Isi Piringku' yaitu konsumsi gizi seimbang dan gaya hidup sehat untuk anak usia 4-6 tahun, gerakan Ayo Minum Air (AMIR) yang mengajak anak membiasakan minum 7-8 gelas sehari. Selain itu, program 'Warung Anak Sehat' berupa edukasi kepada pedagang di kantin sekolah soal menyajikan makanan sehat, dan program 'Aksi Cegah Stunting'.

"Komitmen kami meningkatkan pengetahuan masyarakat soal isu kesehatan dan nutrisi. Serta bagaimana membangun kesadaran publik soal pentingnya gizi seimbang dan mendorong kreativitas dalam menjalankan pola hidup sehat," ucap Arif.

Kami selalu menyampaikan edukasi kepada orang tua atau ibu balita bahwa makanan sehat itu tidak perlu mahal.Nining Herningsih, pegiat Omaba.

Bandung gencar mengobarkan penanganan gizi buruk dan pencegahan stunting. Ketua TP-PKK Kota Bandung Siti Muntamah Oded mengatakan ada sejumlah faktor yang memicu angka stunting terus meningkat.

"Pertama pola asuh, literasi gizi, faktor ekonomi karena daya beli rendah dan terbatas, dan ketahanan pangan kurang," kata Siti dalam laman humas.bandung.go.id.

Literasi gizi perlu tertanam di benak masyarakat. "Gerakan masyarakat sehat ini harus terus kita perluas, sehingga derajat kesehatan masyarakat naik. Kalau derajat kesehatan masyarakat naik, secara otomatis literasi gizi di keluarga meningkat," ucap Siti.

Dia mengajak masyarakat Kota Bandung jangan mengesampingkan makanan dasar. "Makanan pertama di pagi hari itu adalah makanan yang bergizi yaitu mewakili isi piringku 50 persennya buah dan sayur, protein dan 11 persen saja karbohidratnya," ujar Siti.

Pegiat Omaba, Nining Herningsih, tidak jemu mengedukasi warga di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Ia berulang kali mengingatkan orang tua anak balita soal pentingnya makanan berkualitas.

"Kami selalu menyampaikan edukasi kepada orang tua atau ibu balita bahwa makanan sehat itu tidak perlu mahal. Bisa makan tempe, tahu, sayuran dan daging. Terpenting makanan itu tidak mengandung bahan pengawet dan MSG. Terkadang orang tua itu membelikan jajanan snack untuk anaknya, ketimbang memberikan makanan sehat," tutur Nining.

Pantauan di Kelurahan Cisaraten Kulon, hingga Maret 2021, muncul dua balita gizi kurang. Total keseluruhan di kecamatan Gedebage ada 10 balita gizi kurang. Mereka dipantau pegiat Omaba selama 90 hari.

"Tentunya Omaba tak sekadar membagikan makanan saja, tapi kami juga berbagi ilmu dan edukasi kepada masyarakat berkaitan pemberian makanan sehat kepada generasi penerus bangsa. Omaba datang, gizi buruk dan stunting hilang," kata Nining.

Halaman 2 dari 3
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads