Penderita tuberkulosis atau TBC di Pandeglang, Banten mengalami kenaikan drastis selama pandemi COVID-19. Tercatat, dalam setahun terakhir penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini telah mencapai 2.098 kasus.
"Selama pandemi, TB ini juga mengalami peningkatan. Padahal dibandingkan dengan Corona, tentu ini jauh lebih bahaya penularannya," kata Jubir Satgas COVID-19 Pandeglang Achmad Sulaeman kepada wartawan, Senin (29/3/2021).
Pria yang juga menjabat Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Pandeglang ini menjelaskan, tingginya angka penderita TBC di diakibatkan oleh faktor pengobatan yang tidak lengkap. Belum lagi, pola hidup sehat masyarakat di Pandeglang masih sangat rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebaran penyakit ini lebih berbahaya karena menyebar dari kotoran dahak yang ditinggalkan oleh penderita. Jadi harus diakui, Dinkes sendiri masih kurang penyuluhanya, harus dikuatkan lagi dari mulai Puskesmas sampai ke desa," ungkapnya.
Pihaknya pun mengaku ikut dipusingkan oleh tingginya angka sebaran penyakit TBC di Pandeglang. Pasalnya, selama satu tahun terakhir ini angka sebaran Corona juga tak kunjung mengalami penurunan signifikan.
Kendati demikian, Achmad memastikan penyakit tersebut bisa saja disembuhkan dengan perawatan kesehatan yang super intensif. Setidaknya butuh waktu enam bulan untuk penderita bisa lepas dari penderitaan TBC yang ia alami.
"Bisa disembuhkan apabila teratur dan disiplin. Penyembuhan sendiri dapat dilakukan selama 6-9 bulan, bahkan lebih dari itu bisa untuk pemulihan," pungkasnya.
Tonton juga Video: Cara Bedakan Penyakit TBC dengan Virus Corona dari Kemenkes