Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Bandung Patmo Notowisastro mengaku prihatin dengan keberadaan Stilasi Bandung Lautan Api yang kondisinya tidak terawat. Patmo mengatakan stilasi atau peninggalan sejarah itu bukan hanya sekedar bangunan penanda saja.
"Peninggalan sejarah harus dirawat, dipelihara dan dimaknai sebagai suatu hal yang sangat penting karena dengan cara itu kita dapat mengaktualisasikan diri tentang bagaimana para pahlawan dan pejuang berupaya dengan segenap jiwa raga untuk mewujudkan sebuah kemerdekaan," tutur Patmo di Balai Kota Bandung, Rabu (24/3/2021).
Ia ingin monumen itu dapat dimaknai sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia pun berharap pemerintah segera melakukan perawatan dan warga bisa ikut menjaga peninggalan bersejarah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya Dinas Pertamanan (DPKP3) akan membenahi beberapa titik peninggalan sejarah yang kurang diperhatikan," ujar Patmo.
Selain Stilasi, ada juga beberapa monumen perjuangan yang kurang diperhatikan khususnya dalam segi perawatannya. "Monumen perjuangan di kawasan Legit, Cibiru, karena kabarnya di sana itu malah dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga," ucap Patmo.
Wakil Ketua LVRI Kota Bandung Djono mengatakan titik stilasi itu merupakan lokasi perebutan wilayah antara pribumi dan penjajah. "Titik-titik perebutan daerah, masyarakat, pemuda Bandung merebutnya lagi," katanya.
Menurut dia, peristiwa Bandung Lautan Api terjadi secara beruntun di bawah kepemimpinan AH Nasution. "Beruntun dari tanggal 23 malam, sampai tanggal 24. Sore disusun, pelaksanaan malam. Dipimpin oleh pak AH Nasution," ujar Djono.