Dalam ajarannya, Ama Sepuh menjanjikan pengikutnya akan menjadi kaya raya. Jika ada pengikutnya yang keluar dari lingkaran kelompok ini, mereka percaya suatu saat akan terjadi bencana yang dahsyat. Hal tersebut disampaikan Ketua MUI Pandeglang Tubagus Hamdi Maani.
"Secara kepercayaan, aliran ini memang sudah jauh menyimpang dari ajaran Syariat Agama Islam," kata Hamdi kepada detikcom saat ditemui di Pandeglang, Banten, Senin (15/3/2021).
Diketahui, aliran 'Hakekok' di Pandeglang dipimpin oleh seseorang bernama Aryani atau Arya (52) sejak 2018. Arya mendapat ajaran ini dari almarhum orang tuanya bernama Supri. Orang tua Arya diketahui mempelajari aliran ini bersama seseorang bernama Hambali pada 2005 di Jasinga, Bogor.
Sebagai Ama Sepuh, Arya bertugas memimpin ritual rutin setiap bulan yang dilaksanakan pada hari Minggu Wage di rumah salah satu kelompok 'Hakekok' di Pandeglang. Dalam ritual itu, Arya akan memimpin pembacaan kidung yang diketahui bersumber dari 'Kitab Domek' atau buku panduan kelompok 'Hakekok Balakasuta'.
MUI pun menyebut sudah pernah membina kelompok menyimpang ini sejak tahun 1980-an. Namun, kegiatan mereka akhirnya kambuh lagi dan akhirnya menyita perhatian publik akibat ritual mandi bugil bareng di sebuah rawa, Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (11/3) siang.
Lantaran membuat resah, 16 orang itu dibawa ke kantor polisi untuk dilakukan pembinaan. Belakangan, mereka pun sudah menyatakan tobat dan mau kembali ke ajaran syariat Islam setelah menghadap tokoh kharismatik asal Pandeglang, Abuya Muhtadi.
"Memang aliran itu sudah lama adanya, sudah pernah dibina oleh MUI dan kiyai setempat. Tapi, dulu tertutup sehingga enggak banyak yang tahu. Dulu udah baik dan kondusif, sekarang malah kumat lagi dan akhirnya dipermasalahkan karena mandi bareng itu," ujar Hamdi.
Tonton Video: Polisi Sita Alat Kontrasepsi Hingga Jimat di Markas Aliran 'Hakekok'
(bbn/bbn)