Sejumlah topik pemberitaan menyita perhatian pembaca di Jabar hari ini. Mulai dari Denpom TNI jemput wanita pamer pelat nomor dinas TNI palsu hingga Gubernur Jabar Ridwan Kamil dukung Agus Harimurti Yudhoyono.
Berikut rangkuman beritanya:
Satu Orang Penyintas Corona B117 di Karawang Pulkam ke Brebes
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), inisial A, penyintas virus Corona B117 yang juga warga Kabupaten Karawang, tengah pulang kampung ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
"Inisial A, tidak di-tracing di sini (Karawang), dia langsung pulang ke kampungnya di Brebes," kata Nanik, Kamis (4/3/2021).
A ini memang tinggal bersama suaminya di Karawang. Sedangkan kampungnya di Brebes.
Nanik menegaskan kondisi A yang sempat terpapar Corona B177 itu sudah negatif. Namun pihak Kemenkes, menurut dia, sudah berkoordinasi dengan pihak Pemkab Brebes untuk mengawasi A.
"Sudah ada koordinasi dengan Kemenkes, dan juga Satgas Covid di Brebes. Saat ini kondisi si A baik dan sedang di-tracing," ujar Nanik.
Sedangkan TKI asal Karawang lainnya yang juga penyintas Corona B117, inisial M, saat ini berada di rumahnya. Pihak berwenang sudah melakukan tracing kepada pihak keluarganya.
"Jadi anak, kakek, anak, dan calon suami ya sudah di-tracing di tempat tinggalnya, Kecamatan Lemahabang," ucap Nanik.
Tak Mau Ikut Kemelut Demokrat, RK dukung AHY
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara terkait namanya masuk bursa ketua umum pada kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat. Dia mengaku kaget dan mendoakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sukses memimpin Partai Demokrat.
Seperti diketahui pria yang karib disapa Kang Emil itu santer dikaitkan bakal menjadi pengganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai kisruh dalam internal tubuh Partai Demokrat.
"Saya cuma baca di media. Jelas saya kaget kok dibawa-bawa. Intinya tidak ada yang menghubungi saya, tidak ada undangan apapun," ungkap Ridwan Kamil saat ditemui di Padalarang, Kamis (4/3/2021).
Pria yang akrab disapa Kang Emil mengatakan dirinya sangat menghormati AHY sebagai ketua ketua umum. Untuk itu, dirinya berharap masalah yang tengah menghantam Partai Demokrat segera selesai.
"Saya mendoakan Pak AHY selalu sukses dan memimpin Demokrat. Saya mendukung AHY pemimpin di generasi saya. Jangan diganggu ganggu kasihan. Semoga masalahnya segera selesai," pungkasnya.
Belakangan Partai Demokrat tengah dihantam kabar tak sedap hingga muncul Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang merencanakan bakal menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Bandung Barat bahkan angkat bicara soal isu tersebut. Ketua DPC PD Bandung Barat Iwan Setiawan mengatakan sejak AHY menjadi ketua umum PD justru semakin solid dan populer.
"Elektabilitas partai semakin naik. Kami kader di daerah tidak rela solidaritas yang tengah dibangun ini dirusak segelintir kader," kata Iwan.
Untuk itu, Iwan mengaku sangat setuju dengan langkah tegas AHY untuk memecat kader yang terlibat dalam GPK-PD. "Langkah tepat, karena kader tersebut telah mencoreng sekaligus merusak solidaritas internal partai. Kami. Sangat setuju dengan langkah tegas yang diambil oleh Ketua Umum AHY," tandasnya
Sebelumnya, nama Ridwan Kamil muncul dan dijagokan memimpin PD melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang rencananya akan digelar pendiri PD.
Salah satu pendiri PD, Darmizal, mengatakan sudah ada banyak nama yang diwacanakan untuk menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Darmizal, banyak kader PD menginginkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menggantikan AHY. Namun, Darmizal juga mengatakan ada nama lain yang muncul, seperti Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, Gubernur Jawa Barat (Jawa Barat) Ridwan Kamil atau RK, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, dan Ketum Partai Emas Hasnaeni.
"Beberapa nama muncul diwacanakan para kader pemilik suara, antara lain Edhie Baskoro Yudhoyono, Ridwal Kamil Gubernur Jabar, Pak Isran Noor, Gubernur Kaltim. Ada juga Hasnaeni yang sudah jadi Ketum Partai Emas," ujar Darmizal kepada wartawan, Senin (1/3/2021) malam.
Jaksa Ancam Jemput Paksa Ketua DPRD Garut
Kejaksaan Negeri Garut menyayangkan sikap Ketua DPRD Garut Euis Ida yang dianggap tidak menghargai proses pemanggilan yang dilakukan Kejari dalam penyelidikan kasus dugaan penyelewengan dana Reses, Pokir dan BOP.
Kasi Pidana Khusus Kejari Garut Deni Marincka menyebut, Euis dipanggil Kejari untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut pada Selasa (2/3) lalu.
Deni menyebut, Euis datang ke Kejaksaan pada saat itu. Namun dia malah kembali pulang sebelum diperiksa.
"Jadi pada hari Selasa itu yang terjadi seperti ini, kita mau melaksanakan pemeriksaan terhadap Euis Ida. Tapi urung dilakukan karena dia hanya datang sebentar kemudian pamit ke petugas resepsionis untuk balik lagi dengan alasan ada rapat. Jadi, jangankan memeriksa, ketemu dengan yang bersangkutan pun tidak," ucap Deni kepada wartawan di kantornya, Kamis (4/3/2021).
Deni mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan aksi yang dilakukan Euis tersebut. Pihak kejaksaan menilai tindakan yang dilakukan oleh Euis tidak kooperatif.
"Jangan merasa jadi ketua dewan yang sejajar dengan unsur Forkopimda lain sehingga tak menghargai institusi kami dengan berbuat semaunya," ungkap Deni.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemanggilan Euis pada Selasa lalu merupakan pemanggilan yang ketiga oleh Kejaksaan.
Pemanggilan Euis dilaksanakan dalam penyelidikan kasus dugaan penyelewengan dana Biaya Operasional (BOP), Biaya Pokok Pikiran (Pokir) serta dana Reses yang saat ini sedang dilakukan oleh Kejari Garut.
Deni menambahkan, pihaknya mengancam akan melakukan penjemputan paksa terhadap Euis juga yang bersangkutan dianggap tidak kooperatif.
"Kami akan koordinasi dengan pimpinan kami untuk melakukan penjemputan paksa jika sikapnya tetap seperti ini," katanya.
Euis angkat bicara terkait pernyataan pihak kejaksaan tersebut. Dikonfirmasi detikcom Kamis siang, Euis menyebut pemeriksaan terhadapnya akan dijadwalkan ulang.
"Saya yg pertama hadir sd jam 5. Kemarin agak kesiangan dan akan dijadwalkan ulang karena di kejaksaan pun lagi zoom meeting. Saya kembali lagi ke kantor. Sekian dan terimakasih," kataEuis.
Pria Cimahi Ini Raup Cuan dari Miniatur Kereta Api
Berawal dari kesukaannya pada kereta api mengantarkan Eddy Mardijanto (52) menggeluti bisnis membuat miniatur kereta api hingga mendatangkan pundi-pundi ke koceknya.
Warga Jalan H. Haris, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu fokus menggeluti dan mengembangkan bisnisnya di rumah yang kemudian disulap jadi workshop kecil-kecilan.
Kesukaannya pada kereta api ternyata juga diwarnai oleh masa lalu Eddy mengingat sang ayah pernah bekerja di PT. KAI. Selain itu rumah masa kecilnya ternyata berada di samping perlintasan kereta api.
Saat detikcom menyambangi workshopnya, terlihat anak buah Eddy masih memoles beberapa rangka miniatur kereta api yang sudah setengah jadi. Ada yang sedang memulas warna, memasang bagian body kereta, lalu membuat cetakan mika untuk wadah miniaturnya.
Eddy mengatakan dirinya mulai menggeluti bisnis membuat dan menjual miniatur kereta api sejak 2002, bertepatan dengan selesainya masa bakti di PT. Dirgantara Indonesia (PTDI).
"Awalnya itu 2002, saya dengan teman-teman iseng membuat miniatur kereta. Ternyata banyak suka, akhirnya berlanjut sampai 2008 kita produksi berbagai jenis miniatur kereta api," ungkap Eddy kepada detikcom, Kamis (4/3/2021).
Menginjak penghujung 2008, Eddy mulai berpikir untuk mengembangkan usahanya dan berjalan secara mandiri hingga saat ini. Ribuan jenis miniatur kereta api telah berhasil Eddy buat dan banjir pesanan dari berbagai instansi di Indonesia bahkan luar negeri.
"2008 saya jalan sendiri dan workshopnya masih di sini. Alhamdulillah karena sudah punya pangsa pasar, jadi tinggal melanjutkan. Kebanyakan pesan buat suvenir, seperti dari PT. KAI bahkan dari Belanda, Jepang, dan Amerika juga ada," jelasnya.
Tak cuma kereta api saja, Eddy juga sanggup membuat miniatur jenis lainnya, sebut saja kapal laut dan kendaraan tempur TNI. Namun tentu saja, kereta api lah yang paling sohor dan jadi andalannya.
Selama menjalankan bisnisnya, beragam jenis miniatur kereta api sudah pernah dibuatnya. Seperti lokomotif uap zaman Belanda, lokomotif jenis CC 206, CC 205, LRT, dan KRL sudah sempat dibikinnya.
"Yang paling murah itu dari harga Rp 300 ribu sampai paling mahal Rp 5 juta. Yang paling mahal pernah saya bikin itu lokomotif uap ukuran panjang 2 meter, harganya sampai Rp 9 juta," ceritanya.
Untuk membuat miniatur itu Eddy menggunakan bahan baku akrilik yang dibentuk dengan cutting laser. Sebelumnya, Eddy menggunakan bahan PVC Hi Impact yang lazim digunakan untuk membuat maket.
Pandemi COVID-19 pada awal Maret 2020 lalu sempat mengganggu produksinya. Lantaran saat itu dirinya terpaksa meliburkan pekerjanya dengan alasan keselamatan.
"Ya sempat terganggu omzet dan pesanan turun 40 persen. Normalnya sebulan itu bisa sampai Rp 25 juta, tapi paspandemi kemarin hanya Rp 15 juta. Tapi ya kita kan terus berusaha, sampai sekarang Alhamdulillah pesanan selalu ada,"pungkasnya.
Kasus Wanita Pamer Pelat Nomor TNI Palsu Dilimpahkan ke Polisi
Kasus pelat nomor dinas TNI palsu dilimpahkan ke polisi. Pasalnya, sejauh ini belum ditemukan keterlibatan anggota TNI berdasarkan hasil penyelidikan.
"Kemudian karena belum ditemukan anggota TNI yang terlibat, sehingga kasusnya dan barang bukti dilimpahkan ke Polrestabes Bandung untuk diproses hukum sesuai dengan aturan yang ada," ujar Komandan Denpom III/5 Bandung Letkol Cpm Harjono Pamungkas Putro di Mako Denpom III/5 Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Kamis (4/3/2021).
Pelimpahan itu dilakukan di Mako Denpom III/5 Bandung. Dalam pelimpahan itu, pemilik pelat nomor palsu dan barang bukti diberikan ke anggota Sat Reskrim Polrestabes Bandung.
Barang bukti yang dimaksud berupa satu unit mobil Sedan hitam, dua buah pelat nomor dinas TNI berwarna merah, kunci mobil dan surat-surat. Bila nanti ditemukan ada keterlibatan oknum anggota TNI, kata dia, pihaknya akan memproses lebih lanjut.
"Apabila di kemudian hari ditemukan ada oknum anggota TNI yang terlibat, maka akan dilakukan proses hukum," kata Harjono
Sebelumnya, viral video Tiktok yang menampilkan wanita pamer mobil sedan berpelat dinas TNI. Melalui akun Instagram resmi, Pusat Penerangan (Puspen) TNI telah menanggapi viralnya video tersebut dan menyatakan pelat nomor dinas TNI yang terpasang di mobil adalah palsu. Pihak TNI mengatakan pelat nomor 3423-00 tak terdaftar di data Mabes TNI.
"Klarifikasi kasus beredarnya video mobil pelat dinas TNI dengan nomor 3423-00 yang viral di media sosial (medsos) adalah pelat dinas bodong atau palsu karena tidak terdaftar di Mabes TNI," tulis Puspen TNI melalui akun Instagram resminya.
"Saat ini POM TNI sedang melakukan pemeriksaan, diawali dengan pengecekan data registrasi kendaraan dinas di internal TNI. Pada saat bersamaan, juga dilakukan pengembangan untuk mencari keterangan kendaraan dengan melihat langsung di lapangan," jelas Puspen TNI.
Dalam video yang beredar, tampak menampilkan mobil dengan pelat dinas TNI. Video berdurasi 17 detik itu awalnya beredar di TikTok dan kemudian menyebar di Instagram. Netizen ramai membahas pemilik mobil tersebut.
Wanita yang ada dalam video itu pun sudah meminta maaf dan mengakui kalau pelat dinas yang dimilikinya bodong. Dia mengatakan pelat itu dibuatnya di Kota Bandung.
"Saya sebelumnya meminta maaf atas ketidaknyamanan kepada seluruh warga Indonesia dan atas beredar luasnya video saya yang lagi viral banget mengenai pelat dinas. Itu saya katakan bahwa mohon maaf sekali itu sebenarnya pelat dinas palsu alias bodong. Dan saya membuat itu di Kota bandung," tuturnya.
"Atas ketidaknyamanannya, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya pada seluruh keluarga Indonesia pada jajaran satuan TNI dan semua yang berkaitan saya minta-maaf dan saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Saya juga di sini sangat menyesal atas kekhilafan saya," ujar wanita tersebut.