Rizwan Hermawan, Sang Juru Bahasa Isyarat Ridwan Kamil

Rizwan Hermawan, Sang Juru Bahasa Isyarat Ridwan Kamil

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 15:45 WIB
Ridwan Kamil sebut 300 warga Jabar terindikasi positif Corona hasil rapid test
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat berbicara soal kasus COVID-19. Terlihat di belakang Ridwan Kamil ada Rizwan yang menerjemahkan menggunakan bahasa isyarat. (Yudha Maulana/detikcom).
Bandung -

Berawal dari ketertarikan mengikuti kegiatan relawan di luar kampus, mengantarkan Rizwan Hermawan (27) menjadi seorang juru bicara bahasa isyarat. Belakangan, sosoknya kerap terlihat acapkali Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan jumpa pers terkait COVID-19.

"Dulu pertama kali tahun 2015, waktu itu saya masih kuliah, skripsi mentok bingung mau ngapain. Akhirnya ikut volunteer (sukarelawan) di kampus pada peringatan Hari Anti Korupsi Internasional, ada pak gubernur yang kala itu masih jadi wali kota, ikut jadi relawan kain perca untuk menandatangani integritas pakai cat air," ujar Rizwan saat dihubungi detikcom, Kamis (25/2/2021).

Tak lama dari sana, Rizwan tertarik untuk mengikuti kegiatan relawan sahabat difabel. Pandangan dan wawasannya terhadap difabel semakin terbuka setelah mengikuti berbagai kegiatannya. Bahkan, ia pun mulai belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari acara itu ada guru tuli yang menyarankan ikut kelas regulernya, sampai akhirnya saya belajar terus menerus selama tujuh bulan, sudah sama gurunya langsung praktek," kata Rizwan.

Rizwan HermawanRizwan Hermawan (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Sampai akhirnya, ia dipercaya untuk menjadi juru bahasa isyarat acara pelatihan wirausaha di sebuah hotel di Soekarno-Hatta, Bandung. "Padahal kosakata, wirausaha, ekonomi, belum diajari. Tapi saya coba bahasa isyaratnya, akhirnya banyak yang saya ejakan, tapi dari situ bukannya minder, saya semakin semangat untuk mempelajari kosakata ekonomi, nambah wawasan dari situ," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Kemudian saya tersadar, penduduk asli Bandung yang jadi juru bahasa isyarat masih langka. Akhirnya, saya belajar bahasa isyarat lagi lebih rutin," ucap Rizwan menambahkan.

Ia pun akhirnya makin fokus belajar dan berlatih bersama Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) setiap harinya. "Belajarnya Senin-Kamis, kalau akhir pekan biasanya saya praktik langsung sama teman tuli. Sampai akhirnya bahasa isyarat pun menjadi keseharian," kata Rizwan.

Lihat juga Video "Mengenal 'Hear Me', Penerjemah Bahasa Isyarat Bertampilan 3D":

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Rizwan, salah satu tantangan menjadi juru bahasa isyarat adalah harus bisa konsentrasi. Pasalnya, pernyataan yang keluar dari mulut narasumber harus langsung dikonversi ke dalam bahasa isyarat tanpa kehilangan tempo.

"Biasanya juru bahasa isyarat itu punya batas, Rizwan paling kuat setengah jam. Karena perlu konsentrasi yang tinggi, kalau ada acara yang lebih dari satu jam, membutuhkan dua juru bahasa isyarat," ucap Rizwan.

Tantangan lainnya dari bahasa isyarat, adalah bukan soal menghafal susunan kosakata, namun pengonsepan pernyataan narasumber dan menyusunnya menjadi bahasa isyarat. "Berbedalah misalnya dari grammar-nya, seperti saya makan pisang, kalau di bahasa isyarat kita simbolkan pisangnya dulu, baru kemudian simbolkan makan," ujarnya.

Tak jarang juga ia temukan, ada teman tuli yang tak memahami isyarat yang ditunjukkan. "Biasanya teman tuli yang di daerah, yang tidak terjangkau informasinya. Ada yang tidak bisa menggunakan bahasa isyarat, dan hanya menggunakan home sign, hanya dia saja yang paham bahasa dia. Biasanya lebih ke gestur atau gerakan tubuh," ucap Rizwan.

Salah satu hal yang menarik dari juru bahasa isyarat ini, adalah soal penggunaan warna pakaian saat melakukan interpretasi. Menurut Rizwan, pengguna warna baju gelap seperti hitam, lebih memudahkan teman tuli untuk lebih fokus menyimak gerakan tangan dan lebih nyaman di mata.

"Kalau baju warnanya terang bisa terlalu cape ke mata, terus filosofi baju hitam itu, kita ini hanya sebagai penyampai informasi," kata Rizwan.

Sehari-hari, Rizwan aktif mendampingi teman-teman tuli yang belajar di Panti Sosial Rehabilitasi penyandang Disabilitas Mental Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh (PSRPD MENSENETRUWITU) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads