Warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan tengah bersuka cita setelah menerima uang ganti untung pembangunan Bendungan Kuningan.
Warga menerima uang ganti untung mulai dari Rp 150 juta hingga 1,6 miliar. Mereka pun berbondong-bondong membeli kendaraan baik sepeda motor dan mobil. Ada sekitar 300 motor baru dan 30 mobil yang dibeli warga dari hasil ganti untung tersebut.
Ratusan motor dan mobil yang dibeli itu Desa Kawungsari saat ini sudah terparkir di masing-masing rumah warga. Namun ironisnya, warga Kawungsari hanya akan menunggu waktu untuk pindah dari kampung halamannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya pembangunan Bendungan Kuningan membuat ratusan kepala keluarga di Desa Kawungsari harus bedol desa atau meninggalkan tempat tinggalnya ke tempat baru karena desanya akan ditenggelamkan.
"Kita (Kawungsari) ya bedol desa karena semuanya 95 hektare terdampak pembangunan Bendungan Kuningan. Jadi nanti semua warga di sini pindah," ucap Kepala Desa Kawungsari Kusto, Selasa (23/2/2021).
Di Desa Kawungsari sendiri tercatat ada 334 rumah dengan 362 kepala keluarga. Semuanya harus pindah ke tempat relokasi yang telah disediakan oleh pemerintah.
Tempat relokasi itu kata Kusto berada di Desa Sukarapih Kecamatan Cibereum. Di sana sudah dibangun 444 rumah untuk dijadikan tempat relokasi bagi warga yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan.
"Dari 362 KK semua kena dampak karena perencanaanya ini (Kawungsari) akan bedol desa dan tempat relokasinya ada di Desa Sukarapih, di sana akan dibangun rumah 444 unit rumah," ujar Kusto.
Dari 444 rumah yang akan dibangun itu menurutnya baru 25 rumah yang siap huni. Sisanya kata Kusto masih tahap pembangunan.
Sementara untuk pembayaran uang ganti untung saat ini telah mencapai 97 persen dengan nilai ganti untung mencapai total Rp 149 miliar.
"419 rumah masih dibangun sekarang progresnya sudah 50 persen. Rencana pemerintah setelah selesai pencairan dan rumah selesai, bulan Juli kami akan pindah ke tempat baru itu," ungkapnya.
Masih kata Kusto, setelah pindah ke tempat relokasi nanti Desa Kawungsari akan tetap ada. Hal itu setelah pihaknya meminta kepada pemerintah daerah untuk tetap mencantumkan Desa Kawungsari.
"Kami mengusulkan desa ini tidak boleh hilang baik secara administrasi maupun peta. Di pemukiman yang baru itu akan tetap menjadi Desa Kawungsari, di sana juga dibangun kantor balai desa dan lainnya," tandasnya.
Sementara itu salah seorang warga bernama Nurmadin (50) mengaku awalnya sempat menolak untuk pindah dari rumah yang ia tinggali sejak kecil itu.
"Awalnya saya enggak mau (relokasi) karena ini rumah saya lahir di sini. Tapi ya mau enggak mau harus pindah juga," ungkapnya.
Nurmadin yang merupakan seorang petani ini mendapat uang ganti untung hingga Rp 400 juta hasil pembebasan lahan berupa rumah dan sawah.
Jikapun pindah ke tempat baru nanti, Nurmadin mengungkapkan akan kembali menjadi seorang petani meski saat ini Ia belum memiliki lahan pertanian baru jika Desa Kawungsari nanti akan ditenggelamkan.
"Kalau pindah ya saya tetap bertani, tapi sekarang belum dapat lahannya, masih cari-cari," Nurmadin.
Tonton video 'Warga 'Desa Miliarder' Kuningan Borong 300 Motor-30 Mobil':