Puluhan rumah di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung mengalami rusak parah akibat pergerakan tanah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pun memberikan sejumlah rekomendasi, dari mulai relokasi hingga pengurangan beban bangunan.
Sebelumnya, sebanyak 20 rumah di Kampung Cikadu Kidul RT 04 RW 02, Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung mengalami kerusakan. Sebanyak 10 rumah di antaranya mengalami rusak parah.
Kepala Bidang Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto menjelaskan, di wilayah tersebut masuk dalam wilayah dengan potensi menengah terjadinya pergerakan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," ungkap Agus yang dikutip detikcom dari laporan PVMBG, Jumat (19/2/2021).
Agus menerangkan, lokasi pemukiman berada pada tempat berkumpulnya air atau disebut zona tapal kuda. Sementara volume air dipengaruhi oleh curah hujan yang diserap ke dalam tanah.
Ketika masuk musim penghujan, air di dalam tanah akan mengubah permukaan tanah. Sama halnya ketika masuk musim kemarau, permukaan tanah menjadi landai bahkan amblas.
"Kejadian gerakan tanah di wilayah ini merupakan respons terhadap perubahan muka air tanah dangkal di wilayah pemukiman, yang secara beruntun pada musim penghujan, Mei 2020 dan saat memasuki musim kemarau, Agustus 2020," kata Agus.
"Dampaknya, tubuh sumur, bangunan dan jalan mengalami amblesan dan keretakan yang semakin besar dan bergeser ke arah timur laut," lanjutnya.
PVMBG pun memberikan sejumlah rekomendasi agar potensi bencana dapat diminimalisir. Di antaranya, merelokasi pemukiman warga, mengubah bangunan menjadi berkonstruksi ringan, penanaman tanaman berakar dalam dan kuat serta penataan drainase yang kedap air.
"Intinya karena ancaman tetap, sebaiknya direlokasi, jika pun belum dapat direlokasi, rumah yang rusak diganti dengan bangunan berkonstruksi ringan," pungkasnya.
Simak video 'Tanah Bergerak di Cianjur, Satu Kampung Terisolir-Puluhan Warga Mengungsi':