Kawasan pantai dan muara Bojong Salawe, Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran selama ini menyimpan potensi pariwisata dan sumber daya laut yang cukup besar. Namun sejauh ini pemanfaatan pantai yang dikenal dengan sebutan pantai Bojes (singkatan Bojojng Salawe) ini belum maksimal.
Jumlah masyarakat setempat yang bisa memanfaatkan potensi tersebut belum terlalu signifikan. Padahal kawasan pesisir yang terletak tak jauh dari pantai Batu Hiu itu cukup strategis, setidaknya hal itu ditandai dengan dibangunnya pelabuhan.
"Potensi lumayan besar tapi belum dimanfaatkan maksimal. Memang ada pelabuhan, namun belum beroperasi. Sehingga manfaatnya belum bisa dirasakan," kata Kepala Desa Kalangjaldri Eris Darmawan, Selasa (16/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eris menjelaskan selama ini pantai Bojong Salawe dikenal wisatawan sebagai tempat makanan seafood yang murah meriah. Namun deretan rumah makan yang terletak dekat pelabuhan itu masih berupa warung sederhana bahkan terlihat kumuh.
"Ada 8 warung seafood, semua dikenal dengan masakannya yang lezat dan harga bersahabat. Tapi memang warungnya masih seadanya. Selain itu ada juga pedagang oleh-oleh, pakaian dan penjual ikan segar," kata Eris.
Pihak desa sendiri menurut Eris sudah merancang penataan kawasan wisata di pantai Bojes. Eris mengatakan penataan mengusung konsep rest area. Selain itu dia juga ingin memaksimalkan potensi wisata hobby terutama memancing serta wisata edukasi kelautan.
"Banyak spot memancing, banyak tambak, pantainya indah. Ini potensi besar, kami tak ingin hanya jadi penonton," kata Eris. Dia merancang penataan kawasan rest area, lengkap dengan taman serta penambahan fasilitas ruang publik seperti gazebo dan spot foto.
"Kami sedang mengupayakan agar Pemkab Pangandaran melakukan penataan. Warga kami juga ingin maju sehingga minta bantuan Pemkab atau Pemprov," kata Eris.
Dia mengatakan rencana yang sudah digambarkannya itu diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 1,5 miliar. Menurut Eris jumlah itu kecil bagi APBD Kabupaten Pangandaran atau Pemprov Jaba Barat.
"Kalau desa punya banyak anggaran, kami pasti sudah membangunnya sendiri dengan melibatkan Bumdes untuk pengelolaannya," kata Eris.
Pihak desa sendiri menurut Eris sudah berupaya, setidaknya pada tahun lalu mengalokasikan anggaran sekitar Rp 90 juta untuk melakukan penataan. Tapi masih jauh dari harapan.
"Dukungan masyarakat sangat besar. Mereka semakin menyadari potensi besar ini. Buktinya masyarakat yang dimotori oleh Karang Taruna sudah beberapa kali melakukan gerakan bersih-bersih pantai secara sukarela. Itu saya kira bukti adanya kemauan kuat dari masyarakat yang tentu saja harus didorong oleh Pemkab Pangandaran," kata Eris.
(mso/mso)