Seorang perempuan di Cianjur, Jawa Barat, membuat geger karena melahirkan usai hamil hanya selama satu jam. Ia mengklaim tak mengalami tanda-tanda kehamilan pada umumnya.
Informasi dihimpun, awalnya Siti Jainah (25), warga Kampung Gabungan, Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, tengah bermain dengan anak pertamanya. Selagi tengkurap, Siti merasa perutnya sakit.
Setengah jam kemudian, ia menyebut perutnya sempat membuncit, kemudian kembali kempis. Perempuan yang telah bercerai empat bulan dengan suaminya dan baru melalui idah itu mengaku seperti ada angin berhembus kepadanya. Seketika ia merasakan mulas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu sempat membuat keluarga khawatir. "Sempat bingung keluarga juga, melihat kondisi saya yang tiba-tiba merasa sakit di perut. Beberapa kali perut membuncit, tapi tidak lama kempis lagi. Kemudian sekitar 20 menit merasakan mulas," ujar Siti, Minggu (14/2).
Pihak keluarga memanggil seorang bidan ke rumah. Setelah dicek, ternyata Siti sudah mau melahirkan. Tidak lama, proses persalinan pun berlangsung serta bayi perempuan lahir dengan keadaan normal dan sehat.
Siti mengaku kaget. Sebab selama sembilan bulan ini, dia tidak merasakan proses kehamilan dan perutnya tidak membesar. Selain itu, ia mengaku setiap bulannya mengalami haid.
"Kaget, sampai setelah melahirkan juga masih kaget. Soalnya haid normal sebulan sekali, tapi bisa melahirkan bayi. Mungkin ini sudah takdir, terpenting saya dan dede bayi sehat," tutur Siti.
Simak juga video 'Cerita Mama Muda di Sukabumi Melahirkan 3 Bayi Kembar':
Sisi lain, Riska Setiani, bidan Puskesmas Cidaun, menceritakan saat menangani proses persalinan Siti. Menurutnya informasi dari keluarga, Riska menjelaskan, Siti diduga mengalami keram perut akibat menstruasi.
"Di rumahnya juga kan ada anggota keluarga yang merupakan perawat. Saya sempat komunikasi. Awalnya dikira keram perut usai makan batagor," kata Riska.
Riska dan rekannya mengecek kondisi Siti. Ternyata Siti sudah pembukaan akhir dan tampak ada kepala bayi yang hendak keluar.
"Saya coba pastikan dengan alat deteksi jantung. Ada detak jantungnya. Memang sudah pembukaan dan ada kepala bayi. Baru dipastikan memang hendak melahirkan," tuturnya.
Proses persalinan cukup singkat, dalam waktu 10 menit Siti melahirkan seorang bayi perempuan dengan bobot 2,9 kilogram. "Persalinannya lancar dan cepat. Hanya sepuluh menit dengan persalinan normal, bayi perempuan lahir," kata Riska.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Cianjur Teni Hernawati mengatakan kejadian dialami Situ itu tidak perlu dianggap aneh. Bayi itu lahir normal atau tidak prematur.
"Jadi dipastikan ada proses kehamilan secara normal, selama 9 bulan. Tidak tiba-tiba hamil dan melahirkan," ujar Teni.
Teni menjelaskan Siti kemungkinan mengalami retrofleksi atau kondisi rahim terbalik. Akibatnya, kehamilan tidak akan terlihat seperti pada umumnya.
Menurut Teni, sebagian perempuan yang mengalami kondisi rahim seperti itu baru terlihat hamil setelah enam bulan, bahkan beberapa di antaranya memang tak terlihat hamil sama sekali. "Itu sering terjadi, secara medis disebut retrofleksi atau rahim terbalik. Saya pun mengalami hal itu ketika hamil, baru terlihat saat masa kandungan enam bulan. Apalagi kalau pakai pakaian yang lebar, semakin tidak kelihatan," tutur Teni.
Ia menjelaskan ibu hamil itu diduga juga tidak memiliki sensitif rahim yang baik, sehingga pergerakan janin tidak terasa saat mengandung. "Ada kondisi-kondisi seperti itu. Tergantung pada sensitif. Ada yang ketika ada gerakan di rahim terasa sakit, ada yang biasa saja," ujarnya.
Teni mengimbau agar masyarakat tidak terlalu heboh dengan kondisi tersebut. Dia juga mengingatkan publik untuk tidak mengaitkannya dengan hal mistis.
"Itu hal yang biasa, dan bisa dijelaskan secara medis. Karena memang ada kondisi kehamilan seperti itu," kata Teni menegaskan.