Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjadi pembicara dalam Studium Generale Institut Teknologi Bandung (ITB). Budi didaulat membahas soal kepemimpinan sepanjang jenjang kariernya sebelum menjadi menteri. Budi memilih menceritakan pengalaman pribadinya.
"Mungkin cara yang paling enak mengenai leadership adalah bicara mengenai pengalaman diri saya sendiri. Tahapan yang saya alami sejak masuk dan lulus di ITB, ada hal positif dan negatifnya. Sekali lagi untuk pengalaman kita bersama," kata pembuka dari Budi dalam siaran langsung via YouTube, Rabu (10/2/2021).
Dalam kuliah umum yang diikuti sekitar 600-800 mahasiswa ITB itu, Budi memaparkan tujuh poin utama mengenai peran pemimpin yang baik. Seluruhnya, ia paparkan dengan mengawali pengalaman karier mulai di IBM Jepang hingga masuk dunia perbankan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kiatnya yang pertama dalam kepemimpinan yakni mengingatkan bahwa perjalanan hidup sudah ada yang mengatur. Budi mengingat kembali perjalanan pendidikannya dari awal mula ingin mendaftar pendidikan beasiswa Presiden BJ Habibie ke luar negeri saat itu, kemudian kebimbangan memilih UI atau ITB, serta peran orang-orang di balik itu semua.
"Akhirnya saya diambil ITB. Jalur hidup kita itu bukan kita yang menentukan. Kita sebagai orang yang beragama percaya bahwa itu sudah diatur yang di atas. Kita nggak usah maksa-maksa banget, kita berikhtiar bisa. Tapi ada titik-titik momen in life bahwa jalur hidup kita ditentukan di atas, just to accept," tutur Budi.
Tonton juga Video: Rapat Bareng DPR, Menkes Prediksi Kasus Corona Meningkat: Tak Usah Panik
Di poin kedua, Budi mengingat pengalamannya saat berada di bangku kuliah. Dia mengisahkan ada satu mahasiswa yang selalu memiliki nilai di atas dirinya. Padahal, semasa SMA, Budi dikenal sebagai siswa berprestasi.
"Ternyata apa pelajaran kedua dari leadership di atas langit masih ada langit. Jadi sehebat-hebatnya apapun kita, ada orang lain yang lebih hebat dari kita. Dalam perjalanan karier teman-teman ke depannya, tahu kalau di atas langit masih ada langit," ucapnya.
Selanjutnya, ia juga bicara mengenai tataran pendidikan seorang pemimpin yang terdiri dari tataran akal, fisik, jiwa dan hati. "Empat tataran itu kalau mau jadi leader yang baik harus dialami. Pemimpin yang baik, jiwanya mesti baik, dia harus tahu mana yang benar dan salah dengan segala power yang dia miliki," ujar Budi.
Hal lain yang dia dapat dari pengalamannya bekerja dan berpengaruh pada kepemimpinan yakni jangan iri terhadap pencapaian orang lain. "Budaya iri itu it's not good. Itu menghambat bangsa kita maju dan itu saya lihat dalam jenjang karir saya. Saling sikat satu sama lain, don't do that," katanya.
Tiga poin terakhir dalam kiat kepemimpinan, kata dia, yaitu jangan merasa paling pintar, tapi harus bisa membaca potensi seseorang. Serta jangan lihat sesuatu karena uang. "When you want to be a good leader be humble intellectually, jangan merasa paling pintar. Pesan aku, don't look for money, look for a place were you can learn the most. Kita bisa mengembangkan pribadi kita sebesar-besarnya. Money will follow, percaya saya," tutur Budi menegaskan.