Beragam program kegiatan pembinaan bagi narapida di berbagai lembaga pemasyarakatan dilakukan agar narapidana memiliki keahlian dan tetap produktif ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Di lapas Kelas IIA Gunung Sindur, misalnya. Di lapas yang memiliki blok khusus untuk narapidana teroris ini memiliki program binaan dan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Mereka (WBP) diajari memproduksi kopi jahe merah kemasan dan budi daya ikan koi.
Kalapas Kelas IIA Gunung Sindur Mujiarto menyebut, kopi jahe merah kemasan yang diproduksi warga binaan Lapas Gunung Sindur sudah cukup dikenal oleh lapas-lapas lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak testimoni dari pimpinan tinggi dan petugas di jajaran pemasyarakatan sudah membuktikan, kalau jahe merah Lapas Khusus Gunung Sindur banyak mengandung khasiat bagi kebugaran tubuh, terlebih di masa pandemi COVID-19," ungkap Mujiarto, Selasa (9/2/2021).
Selain kopi kemasan, lanjut Mujiarto, warga binaan di Lapas Gunung Sindur juga dilatih budidaya ikan koi. Mereka diinformasikan bagaimana cara memelihara ikan koi yang tergolong memiliki nilai jual tinggi itu.
"Harapannya agar para warga binaan tetap memiliki keahlian yang positif ketika keluar nanti mereka tetap produktif. Ini masuk salah satu program pembinaan kemandirian terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP)," beber Mujiarto.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) KemenkumHAM Jawa Barat Imam Suyudi mengapresiasi Produksi kopi jahe merah kemasan dan budi daya ikan koi yang dilakukan WBP di Lapas Gunungsindur.
Di sela kunjungan kerjanya pada Senin (8/2/2021) kemarin, Imam sempat berkeliling meninjau langsung produksi kopi jahe di dalam lapas dan budi daya ikan koi yang dikerjakan oleh WBP.
"Kita apresiasi sekali terhadap kegiatan kerja dan produksi di Lapas Khusus Gunung Sindur, ada produksi kopi dan jahe merah kemasan, sangat membantu masyarakat di era pandemi COVID-19," kata Imam disela-sela kunjungan kepada wartawan.
(mud/mud)