Miris! Ayah dan Anak Tinggal di Pos Jaga Kawasan Pemakaman Cianjur

Miris! Ayah dan Anak Tinggal di Pos Jaga Kawasan Pemakaman Cianjur

Ismet Selamet - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 17:41 WIB
Ayah dan anak di Cianjur ini tinggal di pos jaga pemakaman
Ayah dan anak di Cianjur ini tinggal di pos jaga pemakaman (Foto: Ismet Selamet)
Cianjur -

Kondisi Rosidi (61) dan anaknya begitu memprihatinkan. Warga miskin di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini terpaksa tidur di bekas pos jaga kawasan pemakaman umum di Kampung Kingkung Desa Pakuon Kecamatan Sukaresmi Cianjur.

Bekas pos jaga pemakaman yang berukuran 4x4 meter itu disulap menjadi gubuk tinggal.

Bilik bambu pun mengitari seputaran bangunan menjadi dinding yang sedikitnya bisa menghalangi dinginnya angin malam yang begitu menusuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Papan kayu bekas yang dilapisi karpet pun menjadi tempat untuk Rosidi dan anaknya tidur.

Tidak ada toilet ataupun dapur. Untuk buang kotoran ataupun mandi, dia harus pergi ke WC umum. Sedangkan untuk memasak, pojokan gubuk menjadi tempatnya membuat tungku sederhana dengan bahan bakar kayu bakar.

ADVERTISEMENT

Rosidi mengaku sudah sekitar satu bulan tinggal di gubuk tersebut. Sebelumnya, dia sering berpindah-pindah, mulai dari pangkalan ojek hingga pelataran masjid.

"Pernah di Pondok Pesantren juga. Tapi kemudian saya pergi lagi dan disediakan tempat di gubuk ini, sekalian menjaga dan membersihkan makam," ungkap Rosidi, Jumat (5/1/2021).

Ia mengungkapkan, beberapa tahun sebelum kondisinya seperti saat ini yang tinggal di gubuk di kawasan makam, dirinya tinggal di rumah sederhana bersama istri dan anaknya di Kampung Leuweung Datar, Desa Pakuwon.

Tetapi setelah istrinya meninggal, kehidupannya menjadi kacau. Semangatnya untuk membangun kehidupan berangsur luntur. Bahkan rumah panggung yang sederhana yang ternyata harta keluarganya dijual dan dibagikan pada setiap anggota keluarga yang memiliki bagian.

Keadaannya makin terpuruk setelah ia mengalami kecelakaan yang membuat dirinya tak lagi bisa berjalan normal.

Tonton juga: Ibu-Anak di Cianjur Meninggal Usai Makan Oncom Olahan

[Gambas:Video 20detik]



Akibatnya usaha berjualan cincau yang menjadi mata percaharian satu-satunya tak bisa lagi dijalankan sebab kondisinya yang tidak lagi sehat.

"Beberapa tahun lalu sempat tertabrak kendaraan, jadi kaki saya tak bisa berjalan normal. Jadinya tidak bisa lagi jualan cincau keliling," ungkapnya.

Selain itu, Rosidi mengaku bahwa kedua matanya kini sudah tak mampu melihat secara jelas, karena penyakit katarak yang dideritanya.

"Kalau jalan juga harus didampingi anak saya untuk menunjukan jalan. Karena sudah sulit melihat," kata dia.

Kini ia hanya bisa mengharap belas kasih dari tetangga dan warga di sekitarnya untuk kebutuhan sehari-hari.

Terkadang ia mendapatkan uang dari peziarah yang kebetulan lewat.

"Tiap jumat suka ada yang ngasih untuk makan, sama uang Rp 20 ribu. Dicukup-cukup saja untuk menyambung hidup setiap harinya," tuturnya.

Rosidi berharap ada dermawan yang membantunya, yang bisa memberikan rumah yang layak huni untuk ia dan anaknya. "Yang penting anak saya bisa tidur nyaman. Kasian kalau harus tidur digubuk seperti ini, kedinginan tiap malam. Kalau saya mah dimana saja juga tetap disyukuri," pungkasnya.

Kondisi Rosidi itu juga sempat viral di media sosial Facebook usai diunggah oleh sejumlah akun. Warganet banyak yang prihatin di Tatar Santri masih ada masyarakat yang kondisinya menyedihkan, tinggal di gubuk bekas pos kawasan pemakaman.

Sementara itu, Kepala Desa Pakuon H Abdullah, mengatakan Rosidi ditempatkan di gubuk tersebut oleh salah seorang tokoh masyarakat tanpa sepengetahuan pemerintah desa.

"Itikadnya baik, menempatkan pak Rosidin supaya ada tempat tinggal sementara. Tapi jadinya malah dianggap desa tidak ada perhatian, padahal kami sejak awal sudah usahakan tempat yang layak untuk pak Rosidi," ucapnya

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads