Sebanyak 29 rumah di Pandeglang, Banten, hancur disapu puting beliung. Kejadian mengerikan ini begitu mencekam dan membuat warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Itu anginnya datang dari arah laut, kang. Muter begitu kelihatan ada dua anginnya warna putih dari tengah laut," kata Andi, warga setempat, saat ditemui detikcom di lokasi kejadian, Desa Sidamukti, Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Kamis (4/2/2021).
Saat kejadian, Andi masih ingat betul waktu itu dia dan beberapa warga lelaki di sana hendak bersiap berangkat ke musala untuk menunaikan salat Isya berjamaah. Namun untungnya, sebagian warga sempat melihat pusaran angin tersebut sehingga mereka memutuskan untuk kembali ke rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di rumah-rumah warga itu cuma ada yang perempuan sama anak-anak, bapak-bapaknya kan mau ke musala. Saya juga karena dikasih tahu, akhirnya balik lagi ke rumah khawatir ada apa-apa," ujar Andi.
Dahsyatnya pusaran angin yang datang dari arah laut itu langsung menerjang puluhan rumah warga di sana. Kondisi ini terjadi lantaran tempat tinggal warga berjarak hanya puluhan meter dari bibir pantai di pesisir Panimbang.
![]() |
"Kebanyakan pada keluar ke depan rumah, soalnya atap di rumah saya juga pada terbang. Itu anak tetangga hampir saja terbawa terbang, kalau enggak dipegangin orang tuanya mungkin udah terbawa sama angin," tutur Andi.
Kondisi di desa Andi tambah mencekam tak lama setelah puting beliung tersebut menyapu puluhan rumah di sana. Sebab, aliran listrik seketika mati dan membuat warga makin panik berhamburan ke luar rumah.
![]() |
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Hanya saja, kata Andi, ada dua orang yang sempat terkena reruntuhan bangunan saat puting beliung menerjang di wilayahnya.
"Ada yang luka, cuma luka ringan doang dua orang. Alhamdulillah kalau yang lain enggak ada (korban)," ucap Andi.
Pascakejadian mencekam ini berlalu, warga yang terdampak memilih untuk menginap sementara di rumah tetangganya yang tidak terlalu parah terkena terjangan puting beliung. Mereka pun khawatir jika pusaran angin akan datang lagi, ditambah kondisi saat itu sudah gelap tanpa aliran listrik.
"Perempuan sama anak-anak diungsikan ke rumah-rumah tetangga. Kalau yang bapak-bapaknya mah malam itu siap-siap, khawatir ada puting beliung lagi," kata Andi.
Hingga pagi menjelang, warga yang terdampak puting beliung mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Dibantu warga yang lain, mereka kemudian membersihkan sisa-sisa reruntuhan akibat terjangan puting beliung tersebut.
Diketahui, selain mengakibatkan 29 rumah rusak parah, terjangan puting beliung juga berdampak kepada sejumlah fasilitas lain. Tercatat, sebuah musala dan bangunan TK di sana juga ikut hancur akibat tersapu angin tersebut.