Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa - Bali telah berlangsung hampir tiga minggu, sejak ditetapkan pada 11 Januari 2021. Pemerintah Jawa Barat (Jabar) pun menindaklanjuti arahan pemerintah pusat tersebut dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) proporsional di 27 kabupaten/kota pada PPKM jilid kedua.
Saat memasuki pekan ketiga, Presiden Joko Widodo menyebut jika PPKM tak efektif dalam menekan laju penyebaran virus Corona. Walau begitu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan pendapat yang berbeda. Menurutnya, justru pelaksanaan PPKM atau PSBB yang diterapkan selama ini membuahkan hasil.
Soroti Data Lama
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai sejauh ini pelaksanaan PPKM di Jabar memberikan dampak yang baik dari segi penegakan aturan protokol kesehatan. Namun, lagi-lagi Kang Emil -sapaannya- menyoroti soal data laporan kasus harian yang tercampur antara data baru dan data lama.
"Saya duga kita membahas data yang kurang tepat, kita menganggap kasus 3.000 padahal 2.000 di antaranya kasus lama. Kenaikan itu tidak akurat, di lapangan masih ada 10.000 kasus yang belum terlaporkan, jadi datanya sudah ada terus kapan diumumkan kita tidak tahu apakah nanti diledakan pengumumannya? Orang akan melihat 10 ribu kasus, padahal itu gabungan kasus," kata Kang Emil dalam siaran Humas Jabar dari Kabupaten Bekasi, Senin (1/2/2021).
Kang Emil mengatakan, analisa PPKM harus kembali dilihat tak hanya dari jumlah kasus yang dilaporkan secara harian. "Kalau mau dibedah berdasarkan kasus non aktif, penegakan hukum dari tingkat kedisiplinan 50 persen naik ke 83 persen, rumah sakit yang awalnya panik di angka 80 persen turun ke 70 persen, jadi membaik kalau bicara per data," katanya.
"Kalau melihat kasus aktif, naiknya tidak orisinil tapi tercampur. Perbaikan data menjadi urgen supaya tidak salah kita menganalisa dan mengomentari tapi kalau bicara non kasus, di Jabar banyak kemajuan PPKM itu," ucap Kang Emil melanjutkan.
Soal data ini, ujar Kang Emil, Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan akan menjanjikan akan segera memperbaiki soal data yang tercampur tersebut. Hal itu dikatakan Luhut setelah melakukan rapat virtual bersama para gubernur pada 30 Januari.
"Pak Luhut menjanjikan pencampuran itu sudah tidak ada karena membingungkan kepada kami juga, kasus di Jabar pada beberapa hari yang lalu 3.000, padahal 2.000 kasus lama yang tercampur dengan kasus H-5, H-7, H-14 seolah-olah 3.000 padahal hanya 1.000. Itu membuat analisa kurang tepat, analisa harus disempurnakan," katanya.
Lalu seperti apa perkembangan kasus COVID-19 di Jabar selama PPKM atau PSBB proporsional?
Berdasarkan data yang disajikan laman Satgas COVID-19 Nasional (covid-19.go.id) di Jabar terjadi penambahan kasus harian sebanyak 52.766 kasus dalam waktu tiga minggu sejak PPKM atau PSBB diterapkan. Bila dirinci lagi 52.766 kasus secara akumulatif ini terdiri dari 35.503 angka kesembuhan, 16.550 kasus aktif dan 713 angka kematian.
Sebelum PPKM, total kasus harian di Jabar sebanyak 97.570 kasus. Rinciannya 81.989 angka kesembuhan, 14.353 kasus aktif dan 1.228 kasus kematian. Total per 1 Februari, total kasus COVID-19 di Jabar sebanyak 153.302 kasus.
Artinya terdapat penambahan 50 persen kasus harian yang dilaporkan secara akumulatif, walau pun bila ditelisik lebih seksama angka kesembuhan lebih banyak dibandingkan dengan angka kasus aktif (pasien yang menjalani perawatan/isolasi).
Lantas berapa rata-rata kasus COVID-19 harian di Jabar selama PPKM, Simak halaman berikutnya
Untuk angka kesembuhan, rata-rata ada 1.690 kasus pasien sembuh per hari atau 67 persen dari jumlah kasus harian. Artinya jumlah kesembuhan atau pasien selesai isolasi di Jabar cukup mendominasi.
Lantas bagaimana dengan rata-rata kasus aktif atau kasus pasien yang menjalani perawatan atau isolasi ?
Di Jabar terdapat laporan 16.550 kasus orang yang terpapar COVID-19 dalam tiga pekan terakhir, jika dirata-ratakan terjadi penambahan kasus aktif sebanyak 788 kasus per hari.
Bila dibandingkan dengan jumlah rata-rata kasus harian, kasus aktif di Jabar ini menyumbang sekitar 31 persen kasus harian di Jabar.
Sementara itu, angka kematian di Jabar selama PPKM rata-rata bertambah 34 kasus per harinya atau 1,35 persen dari kasus harian selama PPKM.