Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berupaya menjadikan puskesmas menjadi ujung tombak penanggulangan COVID-19, salah satunya dengan Puspa (Puskesmas Terpadu dan Juara). Lewat Puspa, Pemprov Jabar akan menambah kekuatan 3 T yang meliputi tracing, testing dan treatment.
"Inilah teorinya perang kita jangan lagi terlalu fokus waktu dan energi di rumah sakit, kita geser perangnya itu ada di puskesmas. Benteng melawan COVID-19 itu ada tiga. Benteng pertama kalau tidak jebol harusnya kita aman, benteng 3M, tapi kedisiplinan tidak memadai maka benteng ini jebol," ujar Ridwan Kamil saat meresmikan Puspa di Kabupaten Bekasi, Senin (1/2/2021).
"Si musuh menyerang benteng yang kedua, karena benteng tidak kokoh, benteng kedua itu adalah benteng 3T," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Emil mengatakan, saat ini skala pelacakan baru mencapai 1:4, jauh dari kata ideal yang ditetapkan oleh WHO yakni 1: 30. Artinya, dari satu orang yang positif COVID-19 bisa terlacak 30 orang suspek.
"3T, benteng ada tapi tidak kokoh, kokohnya tiga puluh (1:30) tapi (keadaan) kita skalanya satu banding empat (1:4) tracingnya, maka COVID-19 menjebol benteng kedua itu logikanya, masuklah dia ke benteng terakhir kita yaitu benteng rumah sakit, maka rumah sakit penuh benteng 3M jebol, benteng 3T rapuh maka sekarang musuh sedang menyerang benteng terakhir," kata Kang Emil.
Oleh karena itu, kata Kang Emil, Puspa ini akan memperkuat benteng pertahanan yang kedua yakni 3T, dengan menempatkan lima orang tenga kesehatan di puskesmas yang bertugas secara khusus menangani pandemi.
"Sekarang kita memperkuat benteng yang kedua, delapan puluh miliar ini untuk menambal benteng 3T yang rapuh diserang kalau nonton film penyerangan benteng, mari 2021 kita perkuat benteng di puskesmas kita, sederhana menambahi orang lima yang fokus mengurusi covid yang sudah sangat berat, mudah-mudahan dengan begitu ada kemajuan," katanya.
Untuk sementara ini, baru ada 100 Puspa yang tersebar di sejumlah wilayah di Jabar. Tiap Puspa ini diperkuat oleh lima tenaga kesehatan, yang terdiri dari tiga orang tenaga kesehatan hasil rekrutmen dan dua orang pendamping puskesmas. "Perlu ada pendamping agar tidak gaptek saat bekerja nanti," katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika melaporkan, hingga 31 Januari 2021, jumlah pendaftar Tim Puspa mencapai 4.321 tenaga kesehatan. Pendaftaran terus dibuka hingga 7 Februari mendatang di situs web jabarprov.go.id.
"Program Puspa mendorong keterpaduan antara dukungan sistem kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dengan modal sosial, silih asah, asuh, asih," ucap Dewi.
"Dalam implementasinya, program ini akan memperkuat puskesmas dengan penambahan 500 orang, 300 orang seleksi terbuka dan 200 orang dari internal puskesmas yang bekerja di tim interprofesi, diseleksi dan dilatih dengan komprehensif secara online," tambahnya.
Ia menjelaskan, tim terpilih akan melakukan penguatan 3T dan 3M serta mendukung program vaksinasi COVID-19 dan mempertahankan pelayanan kesehatan esensial puskesmas di Jabar.
"Terkait 3T, tugas Tim Puspa salah satunya meningkatkan akses tes baik rapid maupun PCR secara masif untuk kontak erat dan suspect. Pelaporan terintegrasi Pikobar," kata Dewi.
"Terkait vaksinasi, Tim PUSPA mengedukasi dan mengampanyekan penerimaan dan pemahaman pentingnya vaksinasi COVID-19," ujarnya.
(yum/ern)